Bangun 41 Sumur Bor dan 9 Embung

Kamis 21-01-2016,20:53 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

KALIANDA – Tahun ini, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) memprogramkan pembangunan 9 titik embung dan 41 titik sumur bor yang tersebar di 17 kecamatan. Pembangunan embung atau tempat penampungan air khusus pertanian dan sumur bor tersebut diprioritaskan bagi lahan-lahan yang memiliki potensi pertanian padi sawah yang belum pernah dibangun sarana pertanian tersebut. Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana, Dinas PTPH Lamsel May Yusriam mengatakan, pembangunan 9 titik embung di Lamsel memiliki kapasitas air sekitar 400-800 meter kubik atau mampu mengairi lahan pertanian sekitar 25-50 hektar lahan. Sedangkan pembangunan 41 sumur bor kedalamannya sekitar 30 meter. Menurut May Yusriam, pembangunan sarana dan prasarana pertanian tersebut bersumber dari dana APBD Lamsel. Pembangunan tersebut, lanjutnya, untuk menunjang pencapaian produksi 1 juta ton padi di Lamsel. “Tahun ini akan dibangun 9 embung dan 41 sumur bor. Pembangunannya diprioritaskan lahan pertanian padi sawah dan terdapat sumber mata air. Wilayah-wilayah yang akan di bangun seperti di Kecamatan Palas, Sragi, Ketapang, Tanjungbintang, Natar dan kecamatan lainnya,” kata May Yusriam, kepada Radar Lamsel via telepon, kemarin. Dia menambahkan, pembangunan embung dan sumur bor dengan skala besar akan dilaksanakan pemerintah pusat melalui balai pertanian provinsi. Namun demikian, pihaknya belum memastikan apakah di Lamsel mendapatkan program tersebut atau tidak. “Dana yang bersumber dari APBD Lamsel hanya skala kecil saja pembangunan embung dan sumur bor-nya. Yang penting, tersebar di beberapa kecamatan yang membutuhkan sarana pertanian itu,” tuturnya. Namun sayang, Kabid Sarana dan Prasarana, Dinas PTPH Lamsel ini tidak hafal berapa jumlah sumur bor dan embung yang telah di bangun pemerintah. “Datanya ada, tapi saya tidak bawa. Hampir setiap tahun pemerintah membangun sumur bor untuk para petani guna meningkatkan hasil produksi padi,” pungkasnya. Sebelumnya, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Lampung Selatan ikut-ikutan cemas dengan kondisi cuaca saat ini. Curah hujan yang belum merata sampai pertengahan Januari ini bisa membuat petani di Lamsel gagal tanam. Dengan begitu, ancaman krisis pangan di kabupaten Khagom Mufakat bisa saja terjadi. KTNA Lamsel sangat menyayangkan pemerintah belum ada langkah-langkah antisipasi menyikapi hal tersebut. Ketua KTNA Lamsel M. Amin mengatakan, di Kabupaten Lampung Selatan saat ini sudah sangat minim sekali pembangunan embung-embung atau tempat penampungan air dengan skala besar. Padahal, kata Amin, embung tersebut bisa menjadi alternatif terakhir untuk mengatasi kekurangan air saat curah hujan belum merata seperti sekarang ini. “Bisa saja petani gagal tanam kalau melihat kondisi hujan yang belum merata saat ini. Kalau cuaca normal, musim rendengan ini sudah mestinya tanaman padi sudah waktunya pemupukan,” kata Amin via telepon kepada Radar Lamsel, kemarin. “Mestinya pemerintah perbanyak sumur bor untuk pompanisasi lahan pertanian sawah tadah hujan. Sehingga saat-saat seperti ini sumur bor itu bisa dimanfaatkan. Bahkan sekarang ini sudah tidak banyak lagi embung-embung di Lamsel yang bisa dimanfaatkan. Karena tidak adanya perawatan embung, apalagi untuk membangun embung baru,” tuturnya.(man)

Tags :
Kategori :

Terkait