KALIANDA – Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat dan instansi terkait untuk menjaga dan melestarikan ekosistem yang ada di bumi Khagom Mufakat ini. Dengan menjaga hutan dan ekosistem itu, persediaan air dan curah hujan setiap musimnya akan terjaga. Ini terkait terlambatnya musim tanam rendengan saat ini akibat curah hujan dan minimnya debit air karena kurang terjaganya ekosistem itu. Demikian yang diungkapkan Plt. Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Lamsel Ir. Erlan Murdiantono kepada Radar Lamsel, kemarin. Menurut Erlan, pemberian bantuan berupa sarana dan prasarana pertanian seperti pembangunan sumur bor dan pembangunan embung atau tempat penampungan air merupakan bagian dari langkah Pemkab Lamsel untuk keberlangsungan pertanian di kabupaten ini. Kuncinya, kata Erlan, menjaga ekosistem yang ada untuk mempertahankan debit air. “Buat apa memberikan bantuan sumur bor dan embung kalau ekosistem terputus. Persediaan air akan ada kalau dilindungi. Cara melindunginya adalah dengan menjaga ekosistem yakni perbanyak tanaman pohon-pohon di garis badan sungai dan pantai,” kata Erlan, kemarin. Terkait itu, mantan Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan (Ekobang) Pemkab Lamsel ini mengajak kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dilingkungan Pemkab Lamsel mulai menggerakkan gemar menanam pohon. “Terlebih lagi, Dinas Kehutanan yang membidangi soal hutan, harus benar-benar memperhatikan hutan-hutan di Lamsel seperti hutan lindung dan hutan produksi,” tuturnya. Dia memprediksikan, curah hujan akan mulai stabil pada bulan Februari nanti. Plt. Sekkab Lamsel ini juga mengajak kepada masyarakat untuk menjaga sarana dan prasarana yang telah di bangun pemerintah. “Pemerintah sudah membangun sarana prasarana sumur bor dan embung. Kalau tidak dirawat dan dimanfaatkan sebaik-baiknya, maka percuma saja di bangunkan sarana,” ujarnya. Sebelumnya, tahun ini Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan melalui Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura (PTPH) memprogramkan pembangunan 9 titik embung dan 41 titik sumur bor yang tersebar di 17 kecamatan. Pembangunan embung atau tempat penampungan air khusus pertanian dan sumur bor tersebut diprioritaskan bagi lahan-lahan yang memiliki potensi pertanian padi sawah yang belum pernah dibangun sarana pertanian tersebut. Kepala Bidang (Kabid) Sarana dan Prasarana, Dinas PTPH Lamsel May Yusriam mengatakan, pembangunan 9 titik embung di Lamsel memiliki kapasitas air sekitar 400-800 meter kubik atau mampu mengairi lahan pertanian sekitar 25-50 hektar lahan. Sedangkan pembangunan 41 sumur bor kedalamannya sekitar 30 meter. Menurut May Yusriam, pembangunan sarana dan prasarana pertanian tersebut bersumber dari dana APBD Lamsel. Pembangunan tersebut, lanjutnya, untuk menunjang pencapaian produksi 1 juta ton padi di Lamsel. “Tahun ini akan dibangun 9 embung dan 41 sumur bor. Pembangunannya diprioritaskan lahan pertanian padi sawah dan terdapat sumber mata air. Wilayah-wilayah yang akan di bangun seperti di Kecamatan Palas, Sragi, Ketapang, Tanjungbintang, Natar dan kecamatan lainnya,” kata May Yusriam, kepada Radar Lamsel via telepon, kemarin. (man)
Kuncinya, Jaga Ekosistem!
Jumat 22-01-2016,09:35 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :