GEDONGTATAAN - Instruktur Madya Direktorat bina kontruksi Kementerian PU-PERA Hasan Basri menegaskan salah satu indikator keberhasilan suatu proyek baik yang dilaksanakan oleh pemerintah maupun swasta yakni zero accident (tidak ada kecelakaan).
\"Makanya mulai dari awal perencanaan, lelang suatu proyek kita harus sudah mengindentifikasi resiko bahaya,\" ungkap Hasan Basri saat dikonfirmasi disela kegiatan bimbingan teknis Sistim Menejemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang dilaksanakan di Yunna Hotel Bandar Lampung pada pekan lalu.
Dikatakan, pada saat pelaksanaan proyek yang pertama yang harus diperhatikan yakni pengamanan atau keselamatan diri. Dimana pada saat pelaksanaan proyek, maka resiko bahaya atau kecelakaan kerja sudah bisa dikendalikan. Sehingga harus ada Standar Operasional Prosedur (SOP) yang harus dipatuhi setiap pekerja dalam melaksanakan proyek.
\"Kurangnya kepatuhan terhadap SOP menjadi penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Makanya SOP harus dipatuhi misalnya pada saat kerja harus ada pelindung diri,\" ucapnya.
Ditambahkan perwakilan BPJS Bandar Lampung Aziz Muslim selain keselamatan kerja yang tidak kalah penting yakni setiap pekerja harus mengantongi BPJS ketenagakerjaan. Jika seandainya terjadi kecelakaan kerja tidak akan menimbulkan kerugian baik oleh pemerintah maupun penyedia. Dimana 7 hari sebelum pelaksanaan proyek seluruh pekerja yang terlibat dalam proyek harus sudah terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan.
\"Memang untuk BPJS Ketenagakerjaan sudah diatur dalam regulasi. Gunanya untuk mengantisipasi terjadinya resiko kecelakaan kerja, resiko kematian yang terjadi di proyek tersebut. Sehingga tidak ada pihak yang dirugikan,\" ujarnya.
Sementara, Staf Ahli Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Aryawan mewakili Bupati Pesawaran Dendi Ramadhona berharap kepada 30 peserta mengikuti bimtek SMK3 tersebut dapat mengikuti bimtek dengan sungguh-sungguh. Sehingga setelah bimtek tersebut mempunyai wawasan dan pengetahuan tentang Keselamatan dan kesehatan kerja (K3).
\"Sehingga para tenaga kerja yang bekerja pada proyek pemerintah atau proyek swasta dapat terlindungi dan memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja yang pada akhirnya menghasilkan pekerjaan yang berkualitas,\" harapnya.
Sedangkan Ketua pelaksana kegiatan, Usman mengatakan salah satu tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan SMK3 tersebut yakni agar para Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Pesawaran mempunyai pengetahuan dan Pemahaman tentang menejemen K3. Sehingga dapat mencetak SDM ASN yang kompeten dan profesional dalam SMK3 bidang konstruksi.
\"Untuk nara sumber dan tim penguji kegiatan ini terdiri dari Direktorat Bina Penyelenggaraan Kontruksi Kementerian PU-PERA, LPJK, A2K4 dan BPJS ketenagakerjaan,\" terang Usman mewakili Plt. Kepala Dinas PUPR Pesawaran, Zainal Fikri.
Dijelaskan selama 3 hari kedepan para peserta akan dibekali berbagai materi tentang SMK3. Dimana pada hari pertama, para peserta akan diberikan materi diantaranya peran serta pemerintah dalam pembinaan jasa kontruksi; permen PU nomorn05/PRT/M/2014 dan penerapan K3 dalam barang dan jasa; sistem manajemen K3 kontruksi dan pengetahuan dasar K3; manaemen lingkunhan dan hygienes; RK3K penawaran dan RK3K pelaksanaan; jaminan sosial tenaga kerja, manajemen resiko dan materi lainnya.
\"Nah, dalam tiga hari kedepan peserta akan diberikan pelatihan yang akan dibimbing beberapa mentor diantaranya dari instruktur Madya Direktorat Bina Kontruksi Kementerian PU-PERA, BPJS Bandar Lampung, dan mentor lainnya yang sudah kompeten dibidangnya,\" tandasnya. (Esn)