SRAGI – Musim gadu tahun 2015 bak pil pahit bagi petani di Kecamatan Sragi. Mereka tak mendapatkan untung sama sekali. Penyebabnya, kekuarangan air. Bahkan, keberadaan sumur bor bantuan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji – Sekampung yang ada di Desa Kualasekampung, Kecamatan Sragi tak maksimal. Debit air sumur bor itu sangat kecil. Hal ini yang membuat petani pasrah melihat lahan-lahan persawahan mereka mati kekeringan. Bahkan, Kelompok Tani (Poktan) Sri Sukajaya Desa Kualasekampung Sukimin (37) nekad menggunakan air yang berasal dari sumur bor dangkal miliknya. Akibatnya, lahan setengah hektar padi yang berusia 90 hari mengering akibat air yang berkadar garam. “Kegagalan ini karena keterbatasan air. Tidak ada penyebab lain,” kata Sukimin kepada Radar Lamsel, kemarin. Keberadaan sumur bor didesanya, kata Sukimin, juga bak buah si malakama. Sebab, jika digunakan air dari sumur bor akan membuat sumur-sumur warga kering. Padahal meski digunakan tidak semua lahan bisa dialiri oleh sumur bor lantaran debit airnya kecil. “Jika sumur bor beroperasi, sumur warga sekitar banyak yang kering. Padahal, meski mengorbankan sumur warga air dari sumur bor tidak mencukupi untuk mengairi lahan sawah petani disini,” kata Sukimin. Senada dikatakan, Ketua Poktan Sri Sukajaya Susanto (50), yang tak lain adalah tetangga Sukimin. Ia membenarkan keberadaan sumur bor yang dibangun pada tahun 2006 tak maksimal. “Semenjak dibangun sampai sekarang sumur bor itu tidak pernah dipakai oleh petani. Bagaimana tidak, jika beroperasi air sumur warga banyak yang kering, selain itu jika dipaksakan beroperasi juga sumber air yang ada tidak mencukupi untuk mengairi lahan sawah milik warga sekitar,” kata Susanto.(CW2)
Kekurangan Pasokan Air, Petani Kualasekampung Merugi
Senin 01-02-2016,09:50 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :