RAJABASA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memasang water level atau tingkat air. Sebuah alat yang digunakan untuk mendeteksi perubahan air laut, sekaligus sebagai data dalam menentukan peringatan dini apabila akan terjadi gelombang tinggi akibat gempa tektonik dan vulkanik di Selat Sunda. Alat itu memiliki sensor bertipe ultrasonic yang akan menghitung kecepatan dari objek yang dilepaskan. Yaitu berupa sinyal frekuensi yang bersifat tetap untuk mengukur ketinggian permukaan air laut. Kemudian, data perekaman dari sensor water level akan dikirimkan langsung ke server BKMG. Kepala BMKG Maritim Lampung, Sugiyono, S.T.,M.Kom mengatakan, water level telah dipasang di Desa Tejang Pulau Sebesi, Kecamatan Rajabasa. Sugiyono mengatakan, alat itu dipasang 1 unit sebagai alat pendeteksi bencana tsunami seperti yang terjadi beberapa waktu lalu. Sugiyono menjelaskan mengenai sistem kerja alat tersebut. Menurut Sugiyono, water level akan bekerja mendeteksi tiap perubahan gelombang laut. Berapa pun tinggi dan sekecil apa pun perubahannya, water level akan segera memberikan sinyal pemberitahuan ke server BMKG. “Ini sebagai bentuk antisipasi dini, supaya peningkatan gelombang kita bisa diketahui. Kita sengaja memasang di Pulau Sebesi, karena kita ingat kejadian tsunami yang lalu,” katanya saat dikonfirmasi Radar Lamsel, Kamis (14/2) kemarin. Menurut Sugiyono, water level memiliki fungsi yang sangat canggih. Alat itu akan selalu memberikan sinyal meski peningkatan gelombang hanya mengalami peningkatan yang sedikit. Jika peningkatan gelombang mengalami perubahan besar, BMKG akan langsung mengirimkan pemberitahuan melalui siaran pers. “Sekarang ini, tinggi gelombang rata-rata 1 meter. Seandainya meningkat menjadi 2,5 meter, kami akan memberikan peringatan dini melalui media sosial. Jika peningkatan gelombang menjadi 5 meter, maka kami akan mengumumkannya melalui siaran media elektronik,” katanya. Meski telah memiliki alat water level, Sugiyono mengaku alat tersebut masih belum mampu memenuhi jangkauan seluruh wilayah perairan di wilayah Lampung Selatan. Meski begitu, Sugiyono mengaatakan keberadaan alat tersebut setidaknya bisa memberikan kelegaan bagi masyarakat yang merasa dihantui gelombang tinggi pasca tsunami yang terjadi pada 22 Desember tahun lalu. “Makanya kita pasang di Sebesi, karena tsunami yang terjadi waktu itu disebabkan gelombang yang berasal dari kegiatan Gunung Aanak Krakatau (GAK),” katanya. (rnd)
BMKG Pasang Alat Pengukur Tinggi Gelombang di Sebesi
Jumat 15-02-2019,09:03 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :