JATI AGUNG - Unit Pelaksana Tekhnis (UPT) Dinas Pertanian dan Holtikuktura Kecamatan Jati Agung menyatakan hasil panen padi masyarakat akan sangat sulit jika dijual ke Bulog. Hal itu dikarenakan harga dari tengkulak lebih menjanjikan. Kepala UPT Penyuluh Pertanian dan Peternakan (P3) Kecamatan Jati Agung Robinsis mengungkapkan, rata-rata petani di Jatiagung lebih memilih menjual gabah ke tengkulak daripada ke Bulog. Harga di tengkulak lebih tinggi dan gabah yang dibeli diangkut langsung dari sawah. Saat ini harga gabah kering panen (GKP) pembelian pemerintah yang dibayar Bulog sebesar Rp3.700 per kilogram. Sementara di tengkulak lebih dari itu. “Yang jadi persoalan gabah di tingkat petani sudah meningkat jauh di atas HPP sebesar Rp3.700 per kilogram. Padahal di lapangan saat ini harga GKP mencapai Rp4.800 sampai dengan Rp5.200 per kilogram. Jadi menguntungkan petani,” jelas dia kepada Radar Lamsel, Minggu (3/3). Selain harga di tengkulak lebih tinggi, kata Dia, tengkulak langsung menjemput hasil gabah di sawah. “Kami tidak bisa mencegah penjualan gabah petani ke tengkulak karena lebih menguntungkan petani. Hanya saja jika gabah lebih banyak dijual ke tengkulak tentunya beras yang tersimpan di Bulog hanya sedikit,” ucapnya. (kms)
Petani Lebih Pilih Jual ke Tengkulak Ketimbang Bulog
Senin 04-03-2019,09:11 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :