Diresmikan, JTTS Masih Sisakan Masalah

Senin 11-03-2019,08:37 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

NATAR - Dibalik sakralnya peresmian Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) ternyata menyisakan banyak permasalahan yang belum tuntas. Baik itu sengketa lahan maupun janji pihak JTTS untuk memperbaiki semua jalan yang terdampak oleh pembangunan jalan tol. Kejadian memilukan bahkan mewarnai peresmian JTTS yang dipusatkan di gerbang tol Natar tersebut, Jumat (8/3). Nur Halimah (34) warg Dusun VI, Desa Tanjungsari yang merasa terzolimi memberanikan diri menerebos barikade Pasukan pengaman presiden (Paspampres) untuk menyampaikan keluh kesahnya kepada sang Presiden. Bahkan istri dari Maryadi itu langsung pingsan usai bertemu Jokowi di panggung peresmian. Sembari menangis dan memegang tangan presiden, wanita tersebut menyampaikan keluhannya. Nampak raut wajah Jokowi terkejut saat mendengarkan keluh kesah wanita berkerudung tersebut. Ia sedikit membungkukkan badannya saat memegang tangan wanita itu.  Berdasar informasi yang diperoleh, perempuan itu menyampaikan keluhan terkait ganti rugi lahan yang tak kunjung selesai. Setelah menyampaikan keluh kesah, sang ibu pingsan hingga akhirnya Paspampres dan Presiden turut membantu mengangkat menuju tenda.  Nur bercerita, dia datang ke lokasi untuk memenuhi undangan sebagai penerima bantuan Keluarga Harapan (PKH) bersama warga Dusun 06 lainnnya. Pukul 07.00 WIB dia sudah tiba di lokasi. Aksi nekatnya itu spontan dia lakukan setelah mendengar Jokowi berkata ruas JTTS Bakauheni Terbanggi diresmikan.  \"Kami rombongan PKH dapat undangan untuk datang ke acara itu. Saya bisa masuk ke sana karena dapat undangan. Setelah sampai saya ambil snack sambil nunggu pak Jokowi datang. Setelah pak Jokowi pidato saya kepikiran kok sudah di resmikan padahal tanah saya saja belum dibayar,\" ujarnya kepada Radar Lamsel. Nur kesal. Pasalnya, sudah bertahun-tahun tanah seluas 3.500 meter persegi berbentuk perladangan miliknya tidak ada kepastian soal ganti rugi itu. Sepeserpun, aku dia, tanahnya yang digusur untuk pembangunan jalan tol belum dibayar. Dari situ dia beranjak. Nur yang kebetulan berada di depan tanpa pikir panjang langsung menerobos dan berlari dengan gontai ke arah Jokowi.  \"Karena saya sudah menunggu capek juga nggak dibayar-bayar. Beliau sudah pidato saya masuk aja nyelonong lari. Nggak ada yang nyegat (mencegah,red) saya. Waktu saya duduk itu saya bilang pak Jokowi tanah saya belum di bayar. Dia tanya masalahnya apa bu? Saya bilang aja tanahnya belum dibayar,\" ceritanya.  Lebih lanjut ibu empat orang anak ini menceritakan, tak berselang lama bertemu Presiden langsung tak sadarkan diri. Dia mengaku, sejak dia berhadapan langsung dengan Jokowi kakinya sudah lemas. Karena itu dia memilih duduk bersimpuh ketika dia berbicara dengan Jokowi. Setelah sadarkan diri dan diberi oksigen di mobil ambulance, dia kemudian di bawa Kesekretariatan Negara. Setelah peresmian itu, Nur kembali bertemu dengan Jokowi secara langsung.  \"Intinya saya senang mas. Pak Jokowi baik, dia bilang segera diselesaikan secepatnya,\" kata wanita berpofesi sebagai petani ini.  Sedangkan Suroyo (40), salah satu warga Dusun 06, Desa Tanjungsari yang dituakan mengaku lega setelah mendapat jawaban kepastian dari RI 1 terkait ganti rugi itu. Dia mengatakan, di Dusun 06, termasuk dirinya ada 200 Kepala Keluarga (KK) yang terkena dampak yang proses ganti ruginya belum tuntas. \"Dari 200 KK itu, ada sekitar 50 hektar termasuk sawah, ladang dan rumah di dusun kami yang ganti ruginya belum jelas,\" kata dia. Menurutnya, permalasahan ini muncul karena adanya kesalahan validasi sehingga nama-nama warga Dusun 06 yang kena dampak tidak terdaftar proses ganti rugi. Keinginan warga bertemu Jokowi, bukan tanpa alasan. Pasalnya, masalah ini telah berjalan selama dua tahun lebih dan menguras pikiran serta energi masyarakat setempat. \"Selama ini kan prosesnya muter-muter terus. Mengadu ke BPN juga sudah bolak-balik. Hasilnya tetap belum ada, upaya pengaduan secara tertulis ke staf Kepresidenan pun baru kami layangkan belum lama ini,” ungkap Suroyo. Dia berharap perintah Jokowi itu, segera diselesaikan.  Sementara, Kepala Dusun 06 Lasiman membenarkan ada ratusan warganya yang hingga sekarang nasibnya terkatung-katung tak jelas terkait ganti rugi JTTS termasuk Halimah. Sebenarnya, kata dia, warga sangat mendukung proyek JTTS ini. Hanya saja, soal ganti rugi yang jadi permasalahan. Dengan adanya pengaduan langsung oleh Nur Halimah ke Jokowi dia berharap agar permasalahan ini bisa selesai. Persoalan lainnya terkait pembangunan JTTS yang belum tuntas adalah 10 ruas jalan yang terdampak pembangunan JTTS juga belum mendapat kepastian kapan akan diperbaiki lagi. Hal ini juga membuat sejumlah Kades di Kecamatan Natar mempertanyakan hal tersebut. \"Kami masih menunggu janji pihak Tol untuk menbangun kembali jalan yang rusak,\" kata Kades Mandah Sutrisno kepada wartawan. Sementara itu, Camat Natar Koharudin juga berulang kali mengingatkan agar pihak JTTS tidak kabur ataupun ingkar dari janjinya. \"Harus dikejar terus, jangan sampai sudah diresmikan malah menghilang,\" terangnya. Untuk diketahui, PT Hutama Karya (HK) telah menyepakati untuk memperbaiki seluruh ruas jalan yang terdampak JTTS. (kms)

Tags :
Kategori :

Terkait