Desa Totoharjo Gelar Turnamen DCT Road to Cina

Senin 01-04-2019,09:08 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Diikuti Sekolah Sepak Bola (SSB) dari Sembilan Kecamatan

BAKAUHENI – Pemerintah Desa Totoharjo, Kecamatan Bakauheni remi menjadi tuan rumah turnamen Dream Come True (DCT) under-16 road to Cina 2019. Turnamen yang bertujuan mencari bakat ini cukup prestisius karena tim peserta berasal dari sekolah sepak bola (SSB) yang ada di Lampung Selatan.           Ada 13 tim dari 9 kecamatan yang ikut serta di ajang ini. Diantaranya Kecamatan Kalianda, Penengahan, Palas, Rajabasa, Sidomulyo, Katibung, Ketapang, Natar, dan Bakauheni. Ada SSB dari beberapa kecamatan yang mengirimkan dua wakil demi meningkatkan kinerja tim A dan B.           Turnamen DCT yang berlangsung sampai Selasa 4 April mendatang ini memakai sistem grup yang dibentuk menjadi grup A, B, C, dan D. Tim yang menjadi juara dan runner-up di grup masing-masing akan dipertemukan di babak selanjutnya, 4 tim yang lolos akan menghadapi fase knock out pada Senin 1 April hari ini. Esok harinya, akan ada dua dari empat tim yang bertarung di partai puncak.           Tim yang menjadi juara di turnamen ini akan dibawa ke Bandung untuk mengikuti turnamen serupa. Jika berhasil menjadi juara di kota kembang, maka tim akan diberangkatkan ke Cina untuk mengikuti ajang internasional di negeri tirai bambu.           Pengurus DCT Provinsi Lampung, Sidiq Kurdi, mengatakan bahwa pihaknya memang menyasar penyelnggaraan turnamen tersebut di desa-desa. Tujuannya untuk mencari bakat-bakat muda yang ada di desa yang bisa dikembangkan menjadi atlet sepakbola profesional. “Tujuan awal kehadiran turnamen DCT memang menyasar ke desa-desa. Kenapa, karena desa merupakan wilayah yang sangat sulit disentuh. Padahal, banyak pemain-pemain bagus di desa. Dan hal ini yang terlepas dari pengamatan kita selama ini,” katanya kepada Radar Lamsel, Minggu (31/4) kemarin. Selain itu, Sidiq mengatakan gelaran turnamen DCT memang lebih condong ke daerah-daerah yang ada di Provinsi Lampung. Sidiq pun mengutarakan alasannya, menurut dia, Lampung harus sesering meungkin diberi kesempatan menggelar event sepakbola agar mampu bersaing dengan daerah lain. “Kita memang lebih condong ke Lampung, agar wilayah ini bisa bertarung di daerah lain, pulau lain. Kemudian di tingkat nasional, dan internasional,” katanya. Pemerintah Kecamatan Bakauheni memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Desa Totoharjo karena dinilai berhasil menggelar event besar seperti Dream Come True. Menurut Zaidan, pelaksanaan turnamen ini untuk memiliki tujuan bagus demi mencari bibit atlet sepakbola yang potensial. “Tapi jangan melupakan sportifitas menuju sukses. Peserta harus menjunjung hal itu agar bisa menjadi pemain besar. Jangan lupa, jadikan turnamen ini sebagai wadah pendidikan. Belajar teratur, tidak ada pemain yang bagus tanpa kedisiplinan yang baik. Turuti kata pelatih, karena dia bisa mengatur anda, supaya menjadi pemain sepakbola yang bagus,” katanya. Kepala Desa Totoharjo, Imam Bukhori, mengatakan penyelenggaraan turnamen Dream Come True memang memiliki tujuan yang bagus demi mengembangkan skill dan mental pemain muda usia 16 tahun. Menurut Imam, turnamen ini juga sebagai wadah pemain-pemain sepakbola yang memiliki mimpi bergabung dengan tim nasional. “Kita tidak pernah tahu anak-anak ini bakal menjadi pemain besar atau tidak, yang jelas dan yang harus kita lakukan adalah memberi ruang kepada mereka. Lalu memberikan kesempatan menunjukkan skill, kita berharap mereka bisa menjadi pemain yang menjadi andalan Indonesia,” katanya. (rnd)
Tags :
Kategori :

Terkait