Pemupukan Tak Seimbang Picu Unsur Hara Tanah Kritis
Kamis 11-04-2019,09:05 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Petrokimia dan POPT Ajak Petani Pakai Pupuk Organik
PENENGAHAN – Penggunaan pupuk organik dan an organik yang tak berimbang menyebabkan unsur hara di tanah menjadi kritis. Situasi ini tak bisa dihindari karena petani dianggap belum mengetahui tata cara penggunaan pupuk yang berimbang. Petani pun perlu mendapat bimbingan dan sosialisasi untuk mengatasi persalan itu.
Rabu (10/4) kemarin, PT. Petrokimia Gresik bersama UPT Pelaksana Penyuluh Pertanian dan Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Penengahan menggelar sosialisasi pemupukan berimbang kepada seluruh kelompok tani (poktan) yang ada di kecamatan setempat.
Staf Perwakilan Daerah Penjualan PT. Petrokimia Gresik Provinsi Lampung, Sukodim, S.P mengatakan bahwa sosialisasi pemupukan berimbang dianggap sangat perlu. Pasalnya, selama ini petani sering menggunakan pupuk tak berimbang antara organik dan an organik.
Tak seimbangnya proses pemupukan, kata Sukodim, menyebabkan kesuburan tanah semakin berkurang. Sukodim mengatakan dalam sosialisasi ini pihaknya mengajak petani supaya lebih teratur menggunakan pupuk organik bersubsidi dengan metroganik subsidi dari pemerintah.
“Dengan begitu, kesuburan tanah bisa meningkat dan hasil panen meningkat. Dan kesejahteraan petani juga meningkat,” katanya saat ditemui Radar Lamsel di kantor UPT P3 Kecamatan Penengahan.
Sukodim melanjutkan, penggunaan keseimbangan antara pupuk organik dan an organik bisa memberi dampak secara nasional. Jika keseimbangan terus diterapkan, maka ketahanan pangan bisa terwujud. Meski demikian, Sukodim menyadari hal itu akan sulit untuk diwujudkan dalam waktu dekat.
“Kesadaran menggunakan pupuk organik masih rendah, ini penyebabnya. Tapi di samping itu, petani tak perlu khawatir karena Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melalui PT. Petrokimia Gresik telah menyediakan pupuk non subsidi untuk memenuhi kebutuhan petani yang tidak tergabung di RDKK (rencana definitif kebutuhan kelompok),” katanya.
Meski telah memberi sedikit kemudahan bagi petani untuk keseimbangan pemupukan, Sukodim mengatakan bahwa PT. Petrokimia Gresik hanya memberikan subsidi pupuk di lahan seluas 2 hektar. Jika lebih dari itu, pupuk yang diambil oleh petani yang tidak tergabung dalam RDKK bukan berstatus subsidi.
Sukodim menjelaskan kegiatan ini dilakukan pada musim tanam di 50 titik se-Provinsi Lampung dengan penyaluran pupuk ke kelompok sesuai dengan RDKK-nya. Di Lampung Selatan, ada 9 wilayah yang akan disentuh sosialisasi ini, yaitu Kecamatan Penengahan, Natar, Kalianda, Tanjung Bintang, Jati Agung, Katibung, Way Panji, Palas, dan Tanjung Sari.
Petugas POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, mengatakan dengan dibahasnya persoalan pemupukan yang tak seimbang tersebut, Ia berharap petani mulai berinisiatif dan menggunakan menggunakan pupuk organik. Menurut Syafruddin, penggunaan pupuk organik sangatlah penting untuk mengurangi unsur hara di tanah yang semakin kritis.
“Kami selaku petugas di beberapa kelompok berusaha membimbing para petani mengenai cara pembuatan pupuk kompos. Kenapa, karena penggunaan pupuk kimia yang selalu dilakukan terus menerus dapat merusak. Untuk mengatasi itu, salah satu solusinya pemakaian pupuk organik granul petroganik,” katanya.
Syafruddin mengatakan bahwa pihaknya terus membimbing petani untuk membuat pupuk kompos. Selama itu, sudah banyak petani di Kecamatan Penengahan yang memanfaatkan limbah-limbah pasar, dan kohe (kotoran hewan) yang dijadikan pupuk kompos.
“Sudah. Bahkan bahan-bahan dari jerami tidak dibakar lagi, tapi ikut diolah petani. Tapi cara semacam ini masih perlu kami sosialisasikan lagi, karena masih banyak juga petani yang masih membakar jerami,” katanya.
Data yang diterima Radar Lamsel dari PT. Petrokimia Gresik, alokasi pupuk subsidi di Lampung Selatan untuk tahun 2019 mecapai puluhan ribu ton. Berikut rinciannya, pupuk ZA alokasi 1.100 ton, realisasi sampai April 516 ton atau 47 persen. SP36 alokasi 7.150 ton, tersalur sampai April 3.632 ton atau 50,8 persen. NPK phonska alokasi 24.900 ton tersalur sampai April 8.604 ton tersalur 35 persen. Dan petroganik alokasi 2.400 ton tersalur sampai kapan 631 ton atau 27 persen.
Memasuki musim tanam pada April-September ini, PT. Petrokimia menyatakan stok masih aman. Berikut stoknya, ZA 5.929 ton, SP36 17.312 ton, phonska 46.780 ton, petroganik 6.785 ton. Non subsidi Phonska plus 1.302. (rnd)
Tags :
Kategori :