Stok Barang Kosong jadi Alasan Harga Naik

Kamis 11-04-2019,09:30 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

KALIANDA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lampung Selatan belum bisa berbuat banyak dalam menentukan harga sejumlah bahan pokok yang melonjak begitu signifikan. Pasalnya, beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga berasal dari luar daerah.           Minimnya stok barang menjadi penyebab utama melambungnya harga sejumlah kebutuhan pokok pada musim pancaroba saat ini. Ditambah lagi, biaya transportasi sampai ke daerah untuk dijual ke pasaran membuat harga jual kian melejit.           Kepala Disperindag Lamsel Qorinilwan mengaku telah melakukan koordinasi ke berbagai daerah mengenai tingginya sejumlah harga kebutuhan pokok khususnya bumbu dapur. Harapannya, daerah lain yang menjadi distributor kebutuhan pokok itu bisa mengintervensi harga.           “Ya, memang benar harga bawang dan tomat yang sangat melambung. Kalau yang lain bisa dikatakan wajar. Hasil dari koordinasi kita, stok untuk daerah Lamsel bawang dan tomat tidak ada. Kebutuhannya hanya untuk di pasaran Kota Bandarlampung,” ungkap Qorinilwan kepada Radar Lamsel, Rabu (10/4) kemarin.           Dia menjelaskan, bawang merah dan putih serta tomat yang dijual di pasar-pasar tradisional di kabupaten ini berasal dari pengepul atau tengkulak dari Kota Metro dan Bandarlampung. Sehingga, para penjual di Lamsel terpaksa harus membeli dengan harga jual konsumen di Kota Metro dan Bandarlampung.           “Pedagang kita berbelanja sudah di harga Rp35 ribu. Jadi, mau tidak mau harga eceran ke konsumen di angka Rp40 ribu per kilogramnya. Setelah kita cari informasi penyebabnya, memang stoknya dari daerah penghasil bawang di Brebes itu minim. Sehingga harga jual tinggi,” bebernya.           Meski demikian, Disperindag bakal melakukan berbagai upaya untuk menekan tingginya harga kebutuhan pokok tersebut. Salah satunya, dengan melakukan monitoring harga dan koordinasi dengan Disperindag Pemprov Lampung. “Kita sudah lakukan monitoring harga, lalu sudah lapor ke provinsi agar dibantu untuk intervensi harga di pasaran agar tidak melejit. Sebenarnya kita punya pertanian bawang yang jumlahnya mencapai puluhan hektar. Tapi kita tidak tahu kapan mereka panen karena yang mengurusnya adalah dinas lain. Jadi, kita juga bakal koordinasi lintas sektoral mengenai hal ini,” pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, memasuki musim kemarau sejumlah harga kebutuhan pokok yang dijual di Pasar Inpres, Kalianda merangkak naik. Yang paling signifikan adalah bawang putih dan merah yang tembus di angka Rp40 ribu dari sebelumnya yang hanya Rp25 ribu per kilogramnya.           Hal ini mengakibatkan warga khususnya para ibu rumah tangga mengeluh dan terpaksa mengurangi jatah belanja untuk kebutuhan lain. Agar mereka bisa membeli seluruh keperluan yang dibutuhkan setiap harinya.           Selain bawang, sejumlah komoditi lain yang mengalami kenaikan harga adalah tomat yang semula harga jualnya Rp6.000 per kilogram naik 100 persen menjadi menjadi Rp12.000 per kilogram, lalu buah rampai dari Rp20 ribu naik Rp30 ribu perkilogram. (idh)

Tags :
Kategori :

Terkait