Buntung BUMDes Betung

RAJABASA – Penyertaan modal Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Betung, Kecamatan Rajabasa tak berjalan. Masyarakat desa setempat menduga penyertaan modal BUMDes Betung hanya fiktif belaka. Setidaknya begitulah yang terlihat di dalam pelaksanaan BUMDes Betung pada 2017 lalu. Pada tahun ini, BUMDes Betung membentuk jenis usaha jasa fotokopi.           Tetapi, jenis usaha itu tak dijalankan. Masyarakat desa setempat mempertanyakan kredibilitas dan kuantitas pengurus BUMDes yang dianggap kurang profesional. Pandangan ini cukup masuk akal karena pengurus tidak bisa memaksimalkan kinerjanya sehingga membuat BUMDes Betung buntung. Masyarakat juga menyoroti penyertaan modal BUMDes Betung pada tahun 2018 lalu.           Sumber Radar Lamsel menyebutkan, Pemerintah Desa Betung telah menyertakan modal di BUMDes untuk membeli bagan ikan. Sekarang, bagan ikan ini sudah beroperasi. Tetapi, warga desa setempat masih mempertanyakan apakah pembelian bagan itu akan memberi keuntungan bagi desa atau tidak. Sebab, penyertaan modal membeli bagan itu juga diduga tak jelas.           Tak hanya BUMDes. Warung desa (Wardes) Betung juga diduga tak jelas. Sama seperti BUMDes, bangunan yang dijadikan Wardes juga menyewa milik salah satu warga desa setempat. Pemilik gedung ini bernama Rika. Radar Lamsel sempat menghubungi Rika untuk menanyakan kebenaran gedung Wardes tersebut. “Ya (benar),” ucapnya. Rika pun mengakui jika Wardes Betung memang menyewa gedung miliknya itu. Namun, Rika tak menjelaskan secara rinci sejak kapan dan apa saja usaha di Wardes tersebut.           Saat dimintai data penyertaan modal BUMDes yang digunakan untuk pembelian bagan pada tahun 2018 lalu, Kepala Desa Betung, Khoiruddin Karya, terkesan tak mengerti dengan pertanyaan Radar Lamsel. “Data apa maksudnya,” ucapnya.           Untuk mendetailkannya, Radar Lamsel kemudian merinci permintaan data penyertaan modal BUMDes Betung pada tahun 2017 dan 2018. Radar Lamsel juga mengonfirmasi pembelian bagan yang dilakukan oleh BUMDes Betung pada tahun anggaran 2018 lalu. Namun sayang, beberapa pertanyaan tersebut tak ada yang dijawab oleh Khoiruddin Karya. (rnd)