Puncak Arus Balik, Penumpang Jatuh Pingsan
Senin 10-06-2019,10:53 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Separuh Pemudik Belum Kembali ke Pulau Jawa
BAKAUHENI - Angkutan lebaran 2019 di Pelabuhan Bakauheni tengah menghadapi proses akhir. Pada momen arus mudik, pelayanan terhadap pemudik di Pelabuhan Bakauheni bisa dikatakan cukup baik. Jumlah pemudik yang datang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera terhitung sejak H-7 sampai H1 mencapai 824.075 orang pejalan kaki dan di dalam kendaraan.
Sementara itu, jumlah kendaraan roda dua dari Pelabuhan Merak ke Bakauheni mencapai 78.124 unit, dan kendaraan roda empat atau lebih 151.702 unit. Sampai pukul 08.00 WIB, Minggu (9/6) kemarin, pemudik yang telah kembali ke Pulau Jawa baru mencapai 366.058 orang, roda dua 28.860 unit, dan kendaraan roda empat 48.125 unit.
Jika melihat jumlah tersebut, belum separuh pemudik yang kembali ke Pulau Jawa. PT. ASDP Indonesia Ferry memprediksi puncak arus mudik akan terjadi Minggu malam, dan pada Senin (10/6) hari ini. Pantauan Radar Lamsel, kemarin, ribuan penumpang pejalan kaki memenuhi ruangan di loket tiket dan ruang tunggu masuk ke dermaga.
Kondisi demikian juga terlihat di loket kendaraan roda dua dan roda empat. Para pengguna jasa ini harus rela mengantre dengan sabar hingga berjam-jam lamanya. Lamanya proses pelayanan menjadi pemicu utama lambatnya pelayanan sehingga memaksa pengguna jasa mengantre. Tak sedikit pula pengguna jasa yang berdesak-desakan demi menjadi yang pertama untuk masuk ke kapal.
Namun, ketatnya penjagaan petugas gabungan dari kepolisian, Satpol PP, security, dan petugas ASDP memaksa pengguna jasa mundur. Akibatnya, pengguna jasa harus duduk beristirahat demi memulihkan stamina mereka. Antrean panjang berjam-jam lamanya membuat sejumlah pengguna jasa kehabisan tenaga dan pingsan karena kelelahan. Sampai pukul 14.09 WIB, kemarin, ada 7 orang pingsan, dan 5 orang kelelahan.
Mereka pun langsung dievakuasi di ruangan KKP Kelas II Panjang. Budi (36), pengguna jasa asal Pringsewu ini mengaku mulai mengantre dari pukul 10.00 WIB, kemudian masuk ke kapal pada pukul 15.00 WIB. Artinya, Budi sudah menunggu selama 5 jam pelayanan untuk masuk ke kapal.
“Masih parah pelayanannya, banyak yang harus dibenahi lagi. Masa dari beli tiket mau ke kapal harus menunggu selama itu, kasihan kami ini,” katanya kepada Radar Lamsel.
Suwarti (32), pengguna jasa lainnya mengaku mulai mengantre sejak pukul 12.00 WIB. Kemudian, Suwarti harus menunggu selama 4 jam untuk bisa masuk ke dalam kapal. “Saya nunggu selama 4 jam, bahkan anak saya pingsan juga sangkin sumpeknya. Ini aja mau makan dulu, Mas. Dari antre belum sempat makan,” katanya.
Direktur Utama PT. ASDP Indonesia Ferry, Ira Puspa Dewi, mengakui jika ramainya pengguna jasa pada Minggu kemarin disebabkan oleh lonjakan yang signifikan. Terutama di roda empat, dan roda dua sebesar 43 persen. Untuk pejalan kaki, lonjakan hanya terjadi sebesar 10 persen dibanding tahun lalu.
Menurut Ira, lonjakan ini terjadi karena ada kegairahan pemudik melalui transportasi darat. PT. ASDP, kata Ira, mengapresiasi lonjakan yang masif tersebut. Ira mengatakan pengguna jasa pun ikut tertib dalam melakukan pelayanan, baik itu non tunai dan uang elektronik.
Ira mengatakan, meski puncak arus balik akan terjadi pada Minggu malam kemarin, arus balik masih akan terjadi secara bergelombang. Hal ini dipicu oleh waktu liburan anak sekolah yang masih panjang.
“Kelihatannya ada gelombang lain yang akan disebar beberapa hari berikutnya. Di sini juga tidak sama persis dengan di Merak, kalau di sini pulangnya lebih lama dibanding berangkatnya. Kita tahu ini masih awal, ada perubahan perilaku yang kita harapkan. Dan masyarakat bisa berpartisipasi dalam perubahan ini,” katanya saat diwawancarai awak media di Pelabuhan Bakauheni.
Wanita berhijab ini juga menanggapi keluhan penumpang pejalan kaki karena menuggu di eletronik tiket terlalu lama. Ira mengaku akan menerima keluhan itu sebagai masukan. PR Besar mengenai kartu non tunai itu juga akan dijadikan PR besar bagi PT. ASDP.
“Kami punya PR besar di sosialisai, sehingga pengguna yang datang ke sini sudah prepair dengan kartu non tunainya. Yang menarik kita lihat ada beberapa akses masyarakat yang informasinya lebih baik memang lebih prepair dibandingkan dengan pejalan kaki. Mungkin akses terhadap informasinya kurang. Ini PR kami,” katanya.
Pantauan Radar Lamsel, pada pukul 16.20 WIB, gang way atau jalan pengguna jasa menuju ke kapal sudah terlihat sepi, demikian pula di loket tiket dan ruang tunggu. Namun, antrean kendaraan dari tol gate mengular hingga mencapai panjang 4 kilometer. (rnd)
Tags :
Kategori :