PRI Ketapang Bentuk dan Latih 88 Kader TBC

Jumat 21-06-2019,08:49 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Tahun 2018 Ditemukan 220 Penderita

KETAPANGTuberkulosis atau penyakit TBC yang juga sering disebut “flek paru” adalah gangguan pernapasan kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosi. Penyakit ini cukup berbahaya dan mematikan bagi penderitanya. Untuk penyembuhan penyakit ini, penderita harus benar-benar menjalani masa pengobatan intensif minimal enam bulan. Penyakit yang momok bagi masyarakat ini sulit di identifikasi karena masyarakat tak mau memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan. Untuk mencegah menularnya penyakit berbahaya ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Ketapang membentuk kader-kader TBC tingkat dusun sekaligus memberikan pelatihan, Kamis (20/6) kemarin. Kepala UPT PRI Kecamatan Ketapang Samsu Rizal, A.Md.Kep. mengatakan, pembentukan dan pelatihan kader TBC tingkat dusun tersebar di 17 desa di Kecamatan Ketapang ini untuk meningkatkan temuan penderita penyakit TBC positif diwilayah kerja PRI Kecamatan Ketapang. “Sebelumnya kader TBC ini terdapat satu orang untuk satu desa. Saat ini kami bentuk kembali kader TBC tingkat dusun. Saat ini jumlah kader total di Kecamatan Ketapang sebanyak 88 orang tersebar masing-masing dusun di 17 desa. Harapan kami, dengan bertambahnya jumlah kader TBC ini bisa meningkatkan temuan penderita penyakit TBC,” kata Samsu Rizal, kemarin. Berdasarkan data, tahun 2018 jumlah penderita TBC di Kecamatan Ketapang sebanyak 220. Sedangkan periode Januari-Mei tahun 2019, sudah tedapat 48 temuan. “Penyakit TBC ini menjadi momok bagi masyarakat sehingga tidak mau memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke dokter lainnya. Dengan adanya kader-kader ini diharapkan bisa memantau dan mengobati para pasien yang positif terkenang penyakit TBC,” tuturnya. Samsu Rizal menambahkan, penyakit TBC cukup berbahaya dan mematikan. Namun demikian, kata dia, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pola minum obat secara teratur selama enam bulan. “Pasien harus intensif minum obat. Setidaknya sehari sekali minum obat untuk menyembuhkan penyakit batuk yang disertai darah,” pungkasnya. KETAPANG – Tuberkulosis atau penyakit TBC yang juga sering disebut “flek paru” adalah gangguan pernapasan kronis yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium Tuberculosi. Penyakit ini cukup berbahaya dan mematikan bagi penderitanya. Untuk penyembuhan penyakit ini, penderita harus benar-benar menjalani masa pengobatan intensif minimal enam bulan. Penyakit yang momok bagi masyarakat ini sulit di identifikasi karena masyarakat tak mau memeriksakan diri ke dokter atau petugas kesehatan. Untuk mencegah menularnya penyakit berbahaya ini, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Ketapang membentuk kader-kader TBC tingkat dusun sekaligus memberikan pelatihan, Kamis (20/6) kemarin. Kepala UPT PRI Kecamatan Ketapang Samsu Rizal, A.Md.Kep. mengatakan, pembentukan dan pelatihan kader TBC tingkat dusun tersebar di 17 desa di Kecamatan Ketapang ini untuk meningkatkan temuan penderita penyakit TBC positif diwilayah kerja PRI Kecamatan Ketapang. “Sebelumnya kader TBC ini terdapat satu orang untuk satu desa. Saat ini kami bentuk kembali kader TBC tingkat dusun. Saat ini jumlah kader total di Kecamatan Ketapang sebanyak 88 orang tersebar masing-masing dusun di 17 desa. Harapan kami, dengan bertambahnya jumlah kader TBC ini bisa meningkatkan temuan penderita penyakit TBC,” kata Samsu Rizal, kemarin. Berdasarkan data, tahun 2018 jumlah penderita TBC di Kecamatan Ketapang sebanyak 220. Sedangkan periode Januari-Mei tahun 2019, sudah tedapat 48 temuan. “Penyakit TBC ini menjadi momok bagi masyarakat sehingga tidak mau memeriksakan diri ke Puskesmas atau ke dokter lainnya. Dengan adanya kader-kader ini diharapkan bisa memantau dan mengobati para pasien yang positif terkenang penyakit TBC,” tuturnya. Samsu Rizal menambahkan, penyakit TBC cukup berbahaya dan mematikan. Namun demikian, kata dia, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pola minum obat secara teratur selama enam bulan. “Pasien harus intensif minum obat. Setidaknya sehari sekali minum obat untuk menyembuhkan penyakit batuk yang disertai darah,” pungkasnya. (man)
Tags :
Kategori :

Terkait