Truk Proyek Rp 95 M, Pernah Disetop UPT. PU Way Sulan
Rabu 26-06-2019,09:48 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Gembong Priono: Truknya Pernah Merusak Jalan, Makanya Disetop
CANDIPURO – Proyek tanggul menyedot Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dibangun disepanjang Kecamatan Way Sulan – Candipuro, sempat dihentikan oleh UPT. PU Way Sulan lantaran truk proyek merusak jalan.
Itu terungkap dari keterangan yang dipaparkan Kepala UPT. PU Kecamatan Way Sulan, Gembong Priono. Kepada Radar Lamsel ia mengaku sempat menghentikan pengerjaan karena ulah truk perusak jalan.
“ Sempat saya setop. Benerin dulu jalan yang rusak karena dilindas truk dan alat berat proyek, kalau sudah dibenerin baru boleh lanjut kerja proyek,” kata Gembong Priono, dihubungi, Selasa (25/6).
Teguran dari Gembong rupanya disikapi subkontrakrtor tanggul penangkis Sungai Way Katibung itu. Tindakan perbaikan jalan kata Gembong langsung disikapi oleh subkon.
“ Ya, nggak lama setelah itu langsung diperbaiki. Kalau tidak diperbaiki kami tegaskan tidak boleh lanjut kerjanya, karena yang kena imbasnya adalah jalan kabupaten. Yang dirugikan tentu saja kabupaten karena jalan yang rusak itu aset daerah,” kata dia.
Lebih lanjut Gembong menuturkan bahwa sepanjang pengerjaan proyek tanggul yang nyaris tembus Rp 1 T itu pihaknya memang tidak pernah berkoordinasi dengan Balai Besar Way Sekampung (BBWS) provinsi. Sebab kata Gembong hal itu memang bukan ranah kabupaten.
“ Kami nggak pernah koordinasi karena itu bukan wewenang kami, itu murni wewenang BBWS Provinsi Lampung. Kalau toh ada keluhan dari masyarakat ya segera disampaikan ke BBWS atau ke subkon nya langsung,” terangnya.
Sebelumnya, Jembatan gantung di Desa Banyumas Kecamatan Candipuro, dibangun diatas tanggul senilai Rp 95 miliar ambruk. Kontruksi bangunan diduga menjadi sebab musabab kerusakan tersebut.
Jembatan gantung itu diketahui sepaket dengan proyek pembangunan tanggul sepanjang 14 kilometer mengitari Sungai Way Katibung hingga Way Pisang. Proyek nasional yang mulai dikerjakan pada masa kepemimpinan Zainudin Hasan itu menelan uang rakyat sekitar Rp 95 M lebih.
Sayangnya proyek yang masih dalam masa perawatan hingga Desember 2019 ini tampak kurang kokoh dari segi pengerjaannya. Penuturan petani disekitar tanggul, terdapat tiga jembatan yang dibangun bersamaan dengan tanggul. Rinciannya dua jembatan gantung dan satu jembatan berkontruksi baja.
“ Yang rusak jembatan gantung, rusaknya belum lama (kemarin ‘red) jembatan ini fungsinya menyebrangkan penduduk dua kecamatan Candipuro – Way Sulan,” kata Munawarman (40) warga Desa Banyumas kepada Radar Lamsel, Senin (24/6).
Terpisah, Dedi salah seorang penagwas proyek dari PT. Minarta mengaku belum tahu bila ada jembatan yang terputus. Ia membenarkan bahwa disana terdapat tiga unit jembatan, dua diantaranya merupakan jembatan gantung.
“ Kami belum terima laporan kalau ada jembatan yang ambruk. Akan kami cek dalam waktu dekat, karena itu masih menjadi tanggungjawab subkon yang mengerjakannya,” ucap Dedi dihubungi Radar. (ver)
Tags :
Kategori :