Siasati Kemarau, Tambah Pupuk Kompos Kurangi Pestisida

Rabu 03-07-2019,09:08 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PENENGAHAN – Musim gadu di Kecamatan Penengahan pada pertengahan tahun ini dimulai. Instansi yang memiliki kewenangan terhadap pertanian pun mulai mengeluarkan perkiraan. Menurut prediksi, musim kemarau pertengahan tahun ini akan bersifat ekstrem. Petani pun diminta menyiasati perubahan iklim untuk mengantisipasi kekeringan.           Untuk mengatasi hal tersebut, salah satu cara yang harus dilakukan oleh petani di Kecamatan Penengahan adalah memperbanyak pupuk kompos. Tujuan penggunaan pupuk kompos untuk mengurangi atau menghambat kekeringan di tanah. Pupuk ini sangat dianjurkan penggunaannya, terutama di daerah-daerah rawan kekeringan.           “Ini khusus untuk daerah rawan, dan sangat dianjurkan di wilayah seperti di Desa Gandri, Kelaten, dan sebagai Desa Pasuruan,” kata POPT Kecamatan Penengahan, Syafruddin, kepada Radar Lamsel, Selasa (2/7) kemarin. Selain kekeringan, POPT juga menyebut hama-hama yang bakal datang pada musim kemarau. Menurut prediksi, hama tikus, dan wereng batang coklat atau wbc akan sering muncul. Syafruddin menjelaskan, kemunculan hama-hama tersebut dipengaruhi oleh perubahan iklim karena sangat berkaitan dengan pergantian musim. “Ya, karena kaitan pergantian musim. Sehingga kelembapannya menjadi tinggi. Petani harus mengantisipasi kemunculan hama-hama itu di tanaman mereka,” katanya. Syafruddin yang harus menjadi perhatian petani hanyalah dua hal tersebut. Untuk urusan air, petani diminta tak khawatir karena secara khusus wilayah Kecamatan Penengahan memiliki sumber-sumber air yang cukup melimpah. Artinya, petani hanya diminta mempersiapkan pemakaian pupuk kompos dan kemunculan hama-hama. “Tapi tidak boleh juga dilupakan tanaman refugia. Ada satu hal lagi, petani harus mengindari pemakaian pestisida yang berlebihan. Jika tidak dilakukan, maka tanaman akan mudah rusak, pertumbuhan tanaman tidak normal, kandungan nutrisi yang bercampur dengan pestisida, predator alami berkurang, muncul hama baru, dan tentunya biaya perawatan lebih mahal,” katanya. (rnd)

Tags :
Kategori :

Terkait