Desa Sumberagung dan Bandaragung Banyak Kasus DBD

Senin 08-07-2019,08:54 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SRAGI – Serangan penyakit Demam Beradarah Dengue (DBD) masih menghantui masyarakat di Kecamatan Sragi. Hingga pertengahan tahun ini, penyakit yang disebabkan gigitan nyamuk itu masih ada ditemukan ditengah-tengah masyarakat diwilayah ini. Untuk itu, sebagai langkah pencegahan penyebaran penyakit mematikan itu, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pukesmas Rawat Inap (PRI) Kecamatan Sragi terus gencar memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat setempat.           Selain pecegahan dengan melakukan fogging, UPT Puskesmas Rawat Inap juga terus menggencarkan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN) kepada masyarakat desa di wilayah kecamatan setempat.           Kepala UPT Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi Sumari Sasmito mengatakan, digencarkannya sosialisasi untuk mencegah penyebaran DBD yang terus mewabah di wilayah Kecamatan Sragi.           “Sosialisasi ini yang terus kami gencarkan ini sebagai upaya pencegahan penyebaran DBD. Pasalnya hingga Juni, pertengahan tahun ini kasus DBD masih ditemukan di wilayah Sragi,” ujar Sumari Sasmito kepada Radar Lamsel, saat melakukan sosialisasi di Dusun Harapanjaya, Desa Sumberagung, Jumat (6/7).           Sumari mengungkapkan, sosialisasi pencegahan penyebaran wabah DBD ini difokuskan dilakukan dua desa yakni Desa Sumberagung dan Desa Bandaragung. Pasalnya, di kedua desa tersebut  ditemukan kasus DBD tertinggi sepanjang tahun 2019.           “Di Desa Sumberagung ditemukan 15 kasus, sementara di Desa Bandaragung 10 kasus sepanjang tahun 2019. Untuk itu kasus DBD ini kami fokuskan di kedua desa ini,” papar Sumari.           Lebih lanjut Sumari menerangkan, dari hasil sosialisasi tersebut pihaknya mengharapkan di kedua desa tersebut progres pemberantasan sarang nyamuk dengan bergotong royong dapat dijalankan oleh masyarakat desa.           Dalam kesempatan tersebut selain mensosialisasikan pencegahan DBD, pihaknya juga memberikan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan Open Defication Free (ODF) kepada masyarakan desa setempat.           “Selain mensosialisasikan pencegahan DBD, kami juga mensosialisasikan PHBS dan ODF. Harapan kami kedepannya dengan adanya sosialisasi ini serangan DBD di dua desa tersebut dapat dicegah,” harapnya. (vid)

Tags :
Kategori :

Terkait