Dampak Kekeringan Meluas

Senin 19-08-2019,09:34 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

306 Hektar Terancam, 23 Hektar Puso

KETAPANG – Ancaman kekeringan akibat kemarau musim ini terus meluas. Hingga pertengahan bulan ini, kekeringan di Kecamatan Ketapang berdampak pada tanaman padi diwilayah ini sudah mencapai 300 hektar lebih. Berdasarkan data dari petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Kecamatan Ketapang tercatat 306 hektar. Dengan rincian, ancaman kekeringan dengan intensitas ringan seluas 138 hektar, kekeringan dengan intensitas sedang seluas 93 hektar dan intensitas berat 52 hektar. Bahkan parahnya lagi, intensitas hujan yang terus berkurang sejak beberapa bulan terakhir sudah berdampak pada tanaman puso (mati) seluas 23 hektar. Petugas POPT Kecamatan Ketapang Avit Rakedi mengatakan, pihaknya sudah mencatat dampak kekeringan musim ini terdampak pada 306 hektar tanaman padi yang tersebar di sembilan desa di Kecamatan Ketapang. “Kekeringan sudah semakin parah. Dampak dari kemarau yang cukup lama ini sudah mencapai 306 hektar tanaman padi tersebar di sembilan desa. Tingkat dampak kekeringan itu mulai dari ringan, sedang dan berat. Bahkan sudah tercatat 23 hektar tanaman padi yang sudah mati (Puso),” tutur Avit, kemarin. Menurutnya, dampak kekeringan atau puso akan terus meluas jika dalam beberapa pekan kedepan tidak juga turun hujan. Dia juga mengatakan, diwilayah Kecamatan Ketapang sangat minim sumber air yang mampu bertahan lama pada musim kemarau seperti sekarang ini. “Lahan pertanian padi di Kecamatan Ketapang rata-rata lahan tadah hujan. Jadi, kalau beberapa minggu kedepan jika tidak ada turun hujan maka luas tanaman mati atau puso sudah pasti bertambah,” ujarnya. Tanaman padi yang saat ini masih bertahan kemungkinan besar masih bisa memanfaatkan pompanisasi air sungai. “Saat ini pasokan air disungai sudah mulai menipis. Mudah-mudahan minggu-minggu ini ada hujan sehingga dapat membantu beban petani musim ini,” pungkasnya. Terpisah, sosialisasi Asuransi Usaha Tanam Padi (AUTP) di yang terus digalakkan oleh Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas mulai membuahkan hasil.           Sosialisasi yang diberikan kepada petani sejak Juli lalu, hingga saat ini telah tercapai tanaman padi seluas 705,5 hektar yang tersebar di empat desa telah tercover dalam asuransi AUTP.           Kepala UPT Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas, Agus Santosa mengatakan, dari total laus capaian tanam sekitar 3.702 hektar  pada program percepatan tanam tahap pertama. Hingga saat ini telah tercapai 705,5 hektar yang telah tercover kedalam asuransi AUTP.           “Untuk gelombang perecapatan tanam tahap pertama ini telah tercapai 705,5 hektar tanaman padi yang telah masuk kedalam asuransi AUTP,” kata Agus kepada Radarl Lamsel, Sabtu (18/8).           Agus menjelaskan sosialisasi yang terus dikuatkan cukup memberikan pengaruh besar kepada petani untuk mengikuti program asuransi AUTP, sebagai perlindungan jika suatu ketika terjadi kerugian akibat banjur ataupun serangan hama dan penyakit.           Saat ini telah terdapat empat desa yang telah masuk kedalam asuransi AUTP diantaranya Desa Pematangbaru 68,75 hektar, Palasjaya 169,75 hektar, Bumiasih 17,5 hektar, dan Desa Bumirestu seluas 343,5 hektar.           “Sosialisasi digerakkan oleh Petugas Penyuluh Lapangan cukup memberikan pengaruh untuk mendorong petani ikut asuransi AUTP. Sejak akhir Juli lalu sudah empat desa yang masuk dengan total luas 705,5 hektar,” terangnya.           Hingga saat ini, lanjut Agus, pihaknya masih terus menggalakkan sosialisasi mulai dari tingkat petani, hingga kelompok tani dan gapoktan yang ada di wilayah Palas dengan harapan dapat menambah capai luas asuransi AUTP.           “Hingga saat ini kami terus melakukan sosialisasi, terutama daerah rawan kekeringan, dengan harapan dapat menambah luas lahan untuk tercover kedalam asuransi AUTP,” pungkasnya. (man/vid)
Tags :
Kategori :

Terkait