Petani Kesulitan Dapatkan Pasokan Air

PALAS – Memasuki puncak musim kemarau sejumlah petani Desa Baliagung, Kecamatan Palas mulai mengeluhkan kesulitan mendapatkan pasokan air tanaman padi.           Meski telah memiliki sumur bor sebagai sumber pengairan alternatif, namun petani setempat mengakui belum mampu mengatasi ancaman kekeringan pada tanaman padi.           Salah satu petani setempat Wayan Anker (40) mengatakan, sulitnya mendapatkan pasokan iar yang terjadi sejak dua pekan terahir mulai memberikan acaman kekeringan pada tanaman padi masyarakat.           “Tanaman padi sudah mulai kering, Mas. Hal ini disebabkan sudah tidak ada sumber air lagi untuk mengairi sawah,” kata Wayan kepada Radar Lamsel, Selasa (20/3).           Wayan menjelaskan, meski telah memiliki sumber air alternatif berupa sumur bor. Namun diakuinya sumur bor terebut tidak mampu memenuhi pasokan kebutuhan air. Apalagi petani hanya mengunakan alkon sebagai mesin penyedot air.           “Sumur bor juga airnya sudah tidak naik lagi kalau pakai mesin alkon. Air baru bisa naik jika pakai sibel namun membutuhkan biaya yang besar, karena harga kabelnya saja Rp 10.00 per meter,” paparnya.           Kesulitan mendapatkan pasokan air untuk mengairi tanaman padi ini juga diamini oleh Subagio (46). Ia mengungkapkan, sebagian besar petani di desa setempat kini telah beralih dari mesin alkon ke mesin sebel untuk menyedot air.           “Penggunaan gas elpiji sebagai bahan bakar alkon sudah enggak ada lagi disini, Mas.  Petani sudah beralih pada penggunaan sibel meski kadang air engga cukup,” ungkapnya.           Terpisah Kepala Unit Pelakasan Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Palas, Agus Santosa mengungkapkan, hingga saat ini telah terdapat tanaman padi yang telah mengalami kekeringan.           “Sudah ada yang kekeringan terutama lahan yang tidak punya sumber air. Saat ini kami masih melakukan pendataan jumlah luas lahan yang terdampak kekeringan ini,” pungkasnya. (vid)