KALIANDA – Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Selatan menghimbau para petani tambak udang agar tidak terburu nafsu memulai aktifitas produksi dalam kondisi musim kemarau panjang ini. Pasalnya, jika tidak memperhitungkan ketepatan waktu produksi maka dipastikan kerugian akan lebih berlipat. Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Lampung Selatan Dr. Meizar Malanesia tidak memungkiri, musim kemarau panjang yang terjadi saat ini menjadi keluhan para petambak di beberapa wilayah kecamatan. Khususnya, pada tambak udang yang jauh dari aliran sungai atau sumber air. “Ya, ada laporan dari jajaran kita di kecamatan akibat dampak musim kemarau panjang ini. Sebagian besar petambak beristirahat sementara. Seperti di wilayah Kecamatan Ketapang dan sekitarnya. Keputusan untuk berhenti produksi paling tepat dilakukan. Karena, jika perhitungan tak matang atau hanya coba-coba dan berharap hujan turun maka resikonya sangat besar sekali,” ungkap Meizar dikantornya, Selasa (20/8) kemarin. Menurutnya, kondisi seperti ini rutin dialami para petani tambak setiap tahunnya. Namun, dia tidak menampik jika kemarau yang terjadi tahun ini lebih panjang dari tahun sebelumnya. “Ini kondisi alam. Tidak bisa kita prediksi. Kemarau tahun ini memang lebih lama terjadi. Kalau tidak salah dari awal Juli tidak turun hujan. Ya, kalau dikatakan saat ini adalah waktu istirahatnya para petambak. Kami himbau petambak bersabar sampai debit air kembali normal setelah turun hujan,” imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, dalam bisnis perikanan khususnya budidaya udang diperlukan debit air yang cukup banyak. Sehingga, upaya coba-coba sangat tidak dianjurkan karena resiko kegagalan sangat tinggi. “Apalagi modal yang dikeluarkan untuk usaha tambak udang tidak kecil. Harga pakannya saja sangat mahal. Memang hasilnya juga sebanding dengan modal yang dikeluarkan. Tetapi, jika debit air kecil jangan sampai coba-coba untuk berproduksi. Karena, akan sangat fatal resikonya,” pungkasnya. Pernah diberitakan, musim kemarau panjang yang terjadi saat ini mulai dikeluhkan pelaku usaha tambak di wilayah Kecamatan Sragi. Pasalnya, pasokan air yang mulai menipis memberikan dampak buruk dan menghambat produktivitas tambak udang di Desa Bandaragung. Dari pantauan Radar Lamsel dilapangan, ketersediaan air di sektor tambak di desa setempat semakin menipis akibat musim kemarau yang terjadi sejak Juni lalu. Akibatnya, sebagian besar petani tambak tidak berproduksi dan memilih untuk beristirahat dan membersihkan kolam penampungan karena khawatir merugi. Salah satunya Samsul (46) petani tambak udang vaname di Desa Bandaragung yang berhenti melakukan aktifitas sejak dua bulan lalu karena kemarau. Dia tidak ingin mengambil resiko tinggi dan cinderung merugi akibat menipisnya ketersediaan air di musim kemarau ini. “Minimnya pasokan air ini terjadi hampir dua bulan terakhir. Sehingga, sebagian tambak tidak produksi. Petani tidak bisa menebar benih karena air yang ada tidak cukup untuk produksi,” kata Samsul kepada Radar Lamsel, Kamis (15/8) lalu. (idh)
Momok Kemarau Bayangi Petambak
Rabu 21-08-2019,09:38 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :