Akademisi Sebut Langkah Fredy Tidak Tepat
Jumat 30-08-2019,09:34 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Sekkab Fredy Mulai Ogah-ogahan Ngantor
KALIANDA – Sekretaris Kabupaten Lampung Selatan Ir. Fredy Sukirman mulai menunjukan gelagat tak betah berada di kantor pasca ikut lelang terbuka Sekda Provinsi Lampung.
Belakangan, mantan Sekkab Pesisir Barat itu mulai sukar ditemui dikantornya. Seperti halnya, Kamis (29/8) kemarin, dia tidak kembali lagi melanjutkan aktivitas ngantor sejak jam istirahat.
Hal ini diketahui ketika Radar Lamsel mendatangi ruang kerjanya sekitar pukul 14.15 WIB. Staf yang bertugas di depan ruangannya memberikan informasi jika atasannya belum kembali ke kantor sejak jam istirahat berlangsung.
“Bapak belum ke kantor lagi bang, dari jam istirahat tadi. Kurang tau beliau ada agenda kegiatan dimana. Yang pasti, sampai sekarang belum ada di ruangan,” ucap salah seorang staf, kemarin.
Reporter Radar Lamsel sempat menunggu beberapa saat hingga memasuki waktu ashar tiba. Namun, mantan Sekkab Pesisir Barat ini tak kunjung tiba dikantornya.
Padahal, agenda kegiatan pemerintahan diluar kantor yang melibatkan Sekkab Lamsel pada siang itu juga kosong. Hanya terdapat satu agenda kegiatan terkait rapat koordinasi penertiban angkutan batubara ilegal oleh KPK RI yang diselenggarakan di kantor PT. Bukit Asam Tarahan.
Beberapa pejabat hadir dalam agenda tersebut, termasuk Plt Bupati Lamsel H. Nanang Ermanto. Lalu, apakah Sekkab Fredy mengikuti agenda kegiatan itu bersama pimpinannya ?
Pertanyaan itu terjawab ketika Radar mengkonfirmasi langsung kepada sumber yang hadir dalam agenda di PT.BA. Mereka memastikan jika ASN tertinggi di kabupaten ini tidak ada dalam kegiatan tersebut. Bahkan, beberapa sumber menegaskan Sekkab Fredy tidak ikut kegiatan yang digelar oleh KPR RI itu.
“Pak Sekda tidak ada di kegiatan itu. Saya dari awal sampai selesai ikut kegiatan itu. Ini juga baru kembali dari acara. Beliau pasti di kantor, kan ini agendanya Plt Bupati,” ucap sumber yang bersepakat dengan Radar Lamsel untuk tidak mencatut namanya dalam berita.
Sejatinya, sekretaris daerah bertugas membantu kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga teknis daerah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya, sekretaris daerah bertanggung jawab kepada Kepala Daerah ketika pimpinan sedang menjalankan dinas luar.
Namun, kesan kurang gairah kerja yang ditunjukan Sekkab Fredy belakangan ini memicu stigma berseliweran. Saat dikonfirmasi langsung melalui sambungan telepon, juga tak kunjung mendapatkan jawaban. Begitu juga dengan pesan singkat yang disampaikan via whatshapp, diabaikan.
Sikap Sekkab Lamsel Fredy SM itu memantik tanggapan akademisi Lampung Selatan. Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Yayasan Pembangunan (STAI Yasba) Kalianda Drs. Yakub Yuhira, M.Pd., menilai, keikutsertaan Sekkab Fredy dalam lelang jabatan Sekprov Lampung dirasa kurang tepat dalam kondisi Lamsel saat ini. Sebab, sekda merupakan ASN tertinggi yang bertugas membantu pimpinan dalam urusan pemerintahan.
“Apalagi Pak Plt Bupati sendiri dalam melaksanakan tugas. Seyogyanya, sekda menunjukan kinerjanya dengan sebaik mungkin ditengah persoalan yang tengah dihadapi daerah. Harus konsen tanpa memikirkan pekerjaan lain diluar tugas dan tanggungjawabnya,” ungkap Yakub melalui sambungan telepon.
Menurutnya, terdapat berbagai faktor yang menjadi indikasi sesorang pejabat definitif ingin pindah tugas dari posisi yang sudah dianggap baik. Selain ingin meningkatkan karier, ketidak-betahan di tempat lama bisa jadi salah satu indikatornya.
“Kalau dalam agama Islam, syukuri apa yang sudah kita raih. Tak perlu lah dicari-cari hal-hal lainnya itu. Karena, dengan bersyukur maka akan ditambah nikmat kita. Tapi, kalau tidak maka celaka akan kita dapatkan. Jelas itu disampaikan dalam Al-Quran. Tapi masa iya posisi jabatan tinggi tidak betah,” imbuhnya.
Saat dimintai tanggapan terkait sepak terjang selama menjabat Sekda di Lamsel, akademisi yang satu ini enggan banyak memberikan komentar. Sebab, dia mengaku tidak begitu mengetahui bahkan sengenal yang bersangkutan sejak lama.
“Kalau berjabat tangan dan berkenalan sudah pernah. Tapi ya hanya sebatas itu. Karena kita tahu bersama, Pak Fredy bukan berasal dari pegawai Lamsel. Jadi, saya kurang paham soal yang lainnya. Apalagi, saya orang biasa dan tidak bergaul di kalangan pejabat,” pungkasnya. (idh)
Tags :
Kategori :