Sumur Bor Macet, Ancam Persawahan

Selasa 10-09-2019,09:06 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SRAGI – Kerusakan sumur bor milik Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Mesuji Sekampung yang berada di Desa Baktirasa dan Sukapura Kecamatan Sragi, mengancam pengairan puluhan hektar sawah.           Kerusakan yang terjadi sejak dua tahun terahir, hingga saat ini belum mendapat perhatian dari pihak pengelola, BBWS Mesuji Sekampung.  Padahal sumur bor tersebut sangat dibutuhkan oleh petani ditengah kekeringan yang terjadi saat ini.           Purwanto (45) salah satu petai setempat mengatakan, sejak dibangun pada tahun 2006 sumur bor tersebut menjadi sarana andalan petani untuk mengairi lahan persawahan  pada saat musim kemarau. Namun sejak mengalami kerusakan, selama dua tahun ini sumur bor tersebut tidak bisa dioprasikan.           “ Sumur bor ini sarana menjadi salah satu sarana utama pengairan saat kemarau. Tetapi karena rusak sekarang sudah tidak bisa digunakan lagi,” ujar Purwanto kepada Radar Lamsel, Senin (9/9). Ketua Kelompok Tani Sinar Bakti ini juga menjelaskan, sumur bor tersebut mengalami kerusakan pada bagian radiator mesin. Pihaknya juga telah mengajukan usulan perbaikan, namun hingga saat ini belum mendapatkan tanggapan dari pihak BBWS Mesuji Sekampung.           “Radiator mesinnya sudah rusak. Usulan perbaikan sudah kami ajukan , namun belum pihak balai besar belum ada yang turun. Mau kami perbaiki sendiri cari alatnya susah,”  paparnya.           Kerusakan sumur bor tersebut juga disayangkan oleh Kepala Unit Pelaksana (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi, Eka Saputra. Selain di Desa Baktirasa kerusakan sumur bor juga terjadi di Desa Sukapura.           “Sangat disayangkan karena sudah dua musim kemarau sumur bor ini tidak bisa dioprasikan oleh petani. Satu unit sumur bor di Desa Sukapura juga tidak bisa digunakan karena telah mengalami korosi atau pengaratan pada bagian pipa,” tuturnya.           Jika sumur bor tersebut bisa berfungsi, lanjut Eka, satu unit mampung mengairi 20 hektar lahan padi. Ditengah kekeringan yang sedang melanda tanaman padi saat ini, seharusnya pihak BBWS Mesuji Sekampung bisa segera melakukan perbaikan sumur bor tersebut.           “Seharusnya balai besar cepat tanggap melakukan perbaikan saat kemarua saat ini. Apalagi kelompok tani sejak lama mengajukan perbaikan,” pungkasnya. Kepala Dinas PMD Lampung Selatan, Rohadian menyarankan, pengadaan sumur bor untuk manangani masalah kekeringan disektor pertanian agar dimasukan dalam program pembangunan desa. “Jika pengadaan sumur bor ini memiliki tujuan baik untuk menangani masalah kekeringan. Saya rasa sah-sah saja jika DD digunakan untuk membangun sumur bor di sektor pertanian dimasukan dakan program pembangunan desa,” kata Rohadian kepada Radar Lamsel, Senin (9/9). Rohadian mejelaskan, pengadaan sumur bor di sektor pertanian harus melalui proses musyawarah desa (Musdes). Pemerintah desa juga harus memperhatikan skala prioritas pembangunan yang bersumber dari DD. Sehingga tidak membentur program pembangunan utama di desa. “Untuk tahun ini memang sudah tidak bisa laksanakan. Tapi untuk tahun depan renacana ini harus digodok dulu melalui musyawarah desa. Pemerintah desa juga harus memperhatikan  skala prioritas, jangan sampai pengdaan sumur bor ini mengganggu program pembangunan yang sudah diprioritaskan,” terangnya. Semantara itu Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Penyuluh Pertanian Kecamatan Sragi Eka Saputra menjelaskan, pengadaan sumur bor ini dinilai lebih efektif untuk menangani masalah kekeringan di Kecamatan Sragi. Disisi lain penggunaan sumur bor juga lebih efisien dibandingkan dengan embung yang hanya menampung ketersediaan air dimusim kemarau. “Jika memang bisa diadakan saya rasa ini akan memberikan dampak positif untuk menangani masalah kekeringan di Sragi. Jika ini bisa terealisasi,  pemerintah desa bisa menempatkan sumur bor diwilayah yang jauh dari sumber pangairan irigasi,” pungkasnya. (vid)          

Tags :
Kategori :

Terkait