Petani Candipuro Dibekali Ilmu API-TUT

Jumat 25-10-2019,08:57 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

CANDIPURO – Pelaku usaha tani dan pertanian di Candipuro dibekali pengetahuan tentang Adaptasi dan Antisipasi Perubahan Iklim ditingkat Usaha Tani (API-TUT) oleh koordinator Penyuluh (Korluh) Kabupaten Lampung Selatan. Kegiatan API-TUT yang diselengarakan di Kantor UPT THPBun, Kamis (24/10) tersebut, diikuti oleh 30 orang para pelaku usaha tani diwilayah itu. Materinya mengupas efisiensi penggunaan air melalui tata kelola jaringan air seperti embung, damparit dan jaringan primer yang ada. Korluh Kabupaten Lampung  Selatan Karyana, SP mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan parapelaku usaha tani dan pertanian diwilayah Candipuro dalam menghadapi perubahan iklim. “ Para petani didorong untuk lebih efisien dalam penggunaan air selama melakukan aktifitas usaha tani dengan memanfaatkan sarana dan prasarana pertanian yang ada,” kata Karyana. Seperti diketahui lanjut Karyana, pengelolaan air yang ada dikolam penampungan air yang bersumber dari embung, damparit dan long storgh saat musim penghujan, berguna sabagai penampung air agar tidak masuk ke areal pertanian dan merendam tanaman padi. “ Dengan memanfaatkan sarana dan prasaran yang ada, petani didorong untuk optimal dalam tatakelola air, guna terhindar dari resiko kerugaian karena terendam banjir,” kata Karyana. Kemudian lanjutnya lagi, ketika kemarau embung, damparit dan long storgh berguna sebagai sumber air dalam upaya pengairan dilahan pertanian. “ Embung juga mampu mengairi lahan padi atau tanaman pertanian lainnya ketika air di irigasi tidak mencukupi,” imbuhnya. Ia berharap, dengan pelatihan tersebut, parapetani dihimbau untuk optimal memelihara sarana dan prasaran pertanian yang ada. Kemudian, para petani juga ditekankan lebih efisien dalam penggunaan air, selama melakukan aktifitas usaha tani dan pertanian. “ Dengan pembekalan API-TUT melalui optimalisasi sarana dan prasaran pertanian yang ada. Petani bisa terhindar dari resiko kebanjiran dan kekeringan saat melakukan aktifitas pertanian. Sehingga berdampak kepada peningkatan hasil produksi,” harapnya. Sementara, Salamah (40) petani warga Desa sinarpasemah mengaku tercerahkan dengan adanya pelatihan API-TUT tersebut. Dirinya berupaya lebih peka  mengoptimalkan sarana dan prasaran pertanian yang ada, untuk terhindar dari resiko kerugian saat melakukan aktifitas pertanian. “ Dengan tata kelola air yang baik dan mengoptimalkan sarana dan prasaran yang ada, petani lebih sigap dalam menghadapi perubahan iklim. Guna meminimalisir resiko kerugian disebabkan perubahan iklim saat melakukan aktifitas pertanian,” kata Salamah. (CW2)

Tags :
Kategori :

Terkait