GEDONGTAAN - Ani (38), warga Desa Way Layap, Kecamatan Gedongtataan, Kabupaten Pesawaran menderita lumpuh selama 18 tahun sangat membutuhkan uluran tangan. Pasalnya, karena faktor ekonomi dan keterbatasan biaya membuat janda anak satu ini tidak mau melakukan pengobatan ke rumah sakit.
Karena kondisi kehidupan keluarga yang masuk kategori miskin, Ani hanya bisa pasrah dengan penyakit yang dideritanya lantaran tak punya biaya berobat. Kondisi Ani cukup memprihatinkan, pasalnya semakin hari penyakit yang dideritanya semakin parah dan kondisi seluruh tubuhnya hampir mengalami lumpuh layu. Kedua tulang kakinya kaku dan mengecil sehingga tak mampu bergerak.
Selama 18 tahun menderita kelumpuhan pada kedua kakinya, Ani setiap hari harus menahan sakit dan terakhir kali mendapat perawatan medis pada tahun 2012.
Saat ini Ani tinggal dirumah kedua orangtuanya, Sanaah (60) dan Abbas (65) yang kondisi perekonomian keluarganya juga pas-pasan.
Saat ditemui Radar Pesawaran di kediamannya pada Kamis (7/10), Ani yang didampingi kedua orangtuan dalam kondisi sedang meringis menahan sakit kesakitan. Di tempat tidurnya, Ani hanya bisa terbaring lemah dan pasrah karena tak kuasa lagi menahan rasa sakit yang setiap selalu menyerang secara tiba-tiba.
\"Sudah 18 tahun saya menderita penyakit ini. Siang dan malam kadang tidak bisa tidur, kadang tiba-tiba nyeri,\" ujar Ani.
Ani menuturkan, faktor ekonomi menjadi penyebab dirinya tidak melakukan pengobatan terhadap penyakitnya. Dirinya juga mengaku takut berobat kerumah sakit lantaran diperkirakan dirinya akan membutuhkan biaya yang besar. Selain itu dirinya juga takut jika kedua kakinya akan di amputasi.
\"Karena tidak punya biaya, saya hanya bisa pasrah,\' keluhnya.
Sementara, pihak puskesmas setempat juga sudah beberapa kali melakukan pemeriksaan terhadap kondisi Ani.
\"Sudah beberapa kali kami mengecek keadaan dan kondisi ibu Ani. Ibu Ani juga mengalami beberapa trauma tindakan medis,\" ungkap Vero, salah seorang petugas Puskesmas setempat.
Sementara, Abbas, orangtua Ani juga menyatakan tidak bisa berbuat banyak lantaran faktor ekonomi keluarganya yang masih serba kekurangan.
\"Buat makan sehari-hari saja susah mas, apalagi untuk berobat ke rumah sakit,\' tutur Abbas.
Karena tak mampu berobat secara medis, lanjut Abbas, sesekali Ani hanya dibawa untuk berobat secara alternatif. Abbas mengaku, selama ini belum pernah mendapatkan bantuan atau perhatian dari pihak pemerintah. Selama ini Ani mereka hanya pernah mendapat bantuan kursi roda. Dan untuk kehidupan sehari-hari hanya mengandalkan bantuan dari warga sekitar.
Abbas mengungkapkan, kelumpuhan yang diderita anaknya tersebut terjadi 3 bulan setelah ani melahirkan anaknya pada 18 tahun silam
\"Kami sangat berharap mendapat bantuan dari pemerintah dan uluran para dermawan untuk membantu biaya pengobatannya anak kami,\" harapnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran Harun Tri Djoko ketika dihubungi melalui sambungan telepon mengatakan bahwa pihaknya akan segera melakukan tindakan perawatan medis terhadap Ani.
\"Harus segera dirawat dirumah sakit, dan ini perintah bapak bupati. Namun pihak pukesmas harus turun dulu kelapangan untuk melakukan pemeriksaan medis dan memastikan kondisi ibu Ani,\" tegasnya. (cw1/esn)