Sasongko Kembangkan Budidaya Ikan Gabus

Kamis 20-02-2020,08:54 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PALAS – Muskil tak berarti mustahil. Itulah ungkapan yang patut disematkan oleh Sasongko (46) salah satu pembudidaya ikan asal Dusun Bangunrejo, Desa Bangunan Kecamatan Palas. Ditengah banyaknya para pembudidaya ikan mengaku sukar untuk mebudidaya ikan gabus. Namun Sasongko, secara perlahan mengembangkan budidaya ikan gabus secara otodidak dengan omset yang cukup menggiurkan. Sasongko sendiri tidak menampik budidaya ikan gabus memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dibandingkan dengan budidaya ikan konsumsi lain. Apalagi saat ini Dinas Kelautan dan Perikanan Lampung Selatan belum memiliki program budidaya ikan gabus. “Iya waktu awal-awal memang sulit. Karena ikan gabus beda dengan ikan lain, kanibalismenya lebih tinggi dan waktu yang cukup lama untuk besar,” ujar Sasongko memberikan keterangan kepada Radar Lamsel, saat ditemui di kolam pengembangan ikan gabus miliknya, Selasa (19/2). Tingginya perimintaan pasar menjadi pemacu semangat Sasongko untuk memulai budidaya ikan yang kaya akan protein dan albumin dengan khasiat mempercepat penyembuhan luka itu. Sasongko menjelaskan, budidaya ikan gabus tersebut dimulainya sejak dua tahun lalu secara otodidak, dimana ia membeli ikan gabus tangkapan liar untuk dipijah secara alami dikolam pengembangbiakan untuk mendapatkan benih ikan gabus. Dikolam pengembangbang biakan itulah benih ikan gabus dibiasakan untuk memakan pur atau pelet untuk menguragi sifat kanibalisme. “Awalnya hanya membeli indukan lima kilo, lalu dikembangkan di kolam pemijahan. Setelah sebesar jari kelingking baru dipindah kekolam penggemukan,” ucapnya. Hingga saat ini, Ia telah memiliki sepuluh kolam penggemukan dengan isi 1.000 ekor setiap kolam. Sasongko menerangkan, ikan gabus akan dipanen setelah berumur satu tahun. Rata-rata omset yang dihasilkan Rp 4 – 5 juta setiap kolam. “Harga ikan gabus juga tinggi yakni Rp 50.000 per kilogramnya. Saat ini sudah ada 10 kolam ikan gabus yang saya kelola bersama istri,” sambungnya. Sasongko mengaku, pengembangan budidaya ikan gabus ini juga sebagai salah satu bentuk perhatiannya terhadap semakin berkurangnya populasi ikan gabus di habitat alami akibat kerusakan alam dan penangkapan yang tidak ramah lingkungan. “Budidaya ini juga sebagai salah satu perhatian saya atas semakin berkurangnya pupulasi gabus di habitat aslinya karena kerusakan alam dan penangkapan menggunakan racun,” tutup Sasongko. (vid)

Tags :
Kategori :

Terkait