PAN, Berpolitik Tanpa Gaduh

Selasa 12-04-2016,07:55 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Oleh: Dwi Riyanto Wakil Sekretaris DPW PAN Lampung Jika saat ini kita melakukan pecarian menggunakan mesin pencari google dengan kalimat kunci \"berpolitik tanpa gaduh\", maka kita akan menemukan berbagai link berita yang berhubungan dengan Partai Amanat Nasional (PAN). Hasil pencarian tersebut dapat dipastikan berisi berita-berita tentang PAN baik di pusat maupun di daerah. Ya, tema berpolitik tanpa gaduh tersebut memang menjadi tema ulang tahun ke-17 PAN pada 23 Agustus 2015 lalu. Partai yang ketua umumnya putra Lampung Selatan, Zulkifli Hasan, melalui tema tersebut hendak menegaskan bahwa PAN memilih jalan yang tidak gaduh dalam berpolitik. Pengertian gaduh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah rusuh dan gempar karena perkelahian (percekcokan), ribut, dan huru hara. Jadi berpolitik tanpa gaduh adalah berpolitik yang tidak rusuh dan gempar, tidak melakukan percekcokan, tidak ribut-ribut apalagi menimbulkan huru hara, hanya demi kepentingan partainya. Meskipun dalam kenyataannya masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa politik penuh dengan gesekan, persaingan, intrik, pertengkaran, perpecahan, dan sebagainya, PAN hendak menegaskan dan meyakinkan masyarakat bahwa banyak tersedia ruang untuk tidak gaduh. Karena kegaduhan politik tidak hanya menambah masyarakat semakin tidak percaya kepada partai politik, tetapi juga semakin membuat antipati terhadap partai politik. Sebagai mantan penyelenggara pemilu dan \"mualaf\" dalam berpartai, saya meyakini bahwa tema tersebut sebagai pilihan dan langkah PAN yang dilakukan untuk menyudahi sisa-sisa kegaduhan yang ditimbulkan setelah penyelenggaraan Pilpres 2014. Dimana terdapat dua kekuatan, koalisi merah putih (KMP) dan koalisi Indonesia hebat (KIH), masih terkesan menyuguhkan kegaduhan di hadapan masyarakat. Pasca Pilpres 2014 tersebut PAN tidak ingin larut dalam gesekan berkepanjangan yang secara diametral membelah kekuatan partai ke dalam KMP dan KIH. PAN berdiri di tengah dan menengahi dua kekuatan tersebut untuk kepentingan terbaik bagi masyarakat dan negara. Keinginan untuk menyuguhkan yang terbaik bagi masyarakat dan negaranya tersebut, sehingga pada ulang tahunnya yang ke-17, PAN menjadikannya sebagai momentum untuk menyudahi kegaduhan politik dengan mengusung tema berpolitik tanpa gaduh. Berpolitik dengan berkonsentrasi dan mengutamakan penyelesaian masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat dan negara. Mengutamakan pemenuhan kepentingan masyarakat dan negara daripada kepentingan partai. Sikap seperti ini, menurut ahli marketing politik, guru besar UI Firmanzah, dinamakan perubahan sikap politik dari sikap party-centric menjadi public-centric. Semua aktivitas dan usaha politik bertujuan untuk menjadikan masyarakat sebagai acuan awal dan utama. Secara eksternal, out put yang diharapkan muncul dari berpolitik tanpa gaduh adalah adanya sinergi antarpartai politik dalam mengusung dan mengawal program-program pemerintah yang berorientasi untuk kepentingan masyarakat. Untuk membuktikan sinergi tersebut, pada 2 September 2015 PAN melalui ketua umum Zulkifli Hasan menyatakan mendukung pemerintahan Jokowi-JK dalam menjalankan program-program pemerintah yang berorientasi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Mulai dari penurunan harga-harga barang, perluasan penyediaan lapangan pekerjaan, perluasan akses pendidikan dan kesehatan, dan lain-lain. PAN mengajak semua partai untuk menggunakan energi dan sumber dayanya masing-masing guna membantu pemerintah menyelesaikan pekerjaannya. Sedangkan secara internal, out put yang diharapkan muncul dari berpolitik tanpa gaduh adalah tumbuhnya budaya dan semangat kekeluargaan dalam membesarkan partai. Budaya dan semangat kekeluargaan dalam berpolitik dibangun PAN dengan hal-hal seperti: menyebut sekretariat atau kantor dengan sebutan \"Rumah PAN\", menyebut atau menyapa sesama kader dengan sapaan \"saudaraku\". Perbedaan latar belakang suku dan agama para kader, terhimpun dalam persaudaraan di Rumah PAN. PAN membangun optimisme dan tradisi baru dalam berpolitik tanpa gaduh dengan memulainya dari dalam. Semua energi dan sumber daya yang dimiliki para kader diarahkan bukan untuk berkompetisi di dalam - karena di dalam lebih utama untuk membangun persaudaraan dan kekeluargaan - tetapi disinergikan bersama-sama untuk melayani dan memberikan kiprah yang seluasnya-luasnya bagi kebaikan masyarakat. Demikian penafsiran saya sebagai \"mualaf\" di PAN tentang budaya berpolitik tanpa gaduh yang hendak dibangun oleh PAN. Wallahu a\'lamu.

Tags :
Kategori :

Terkait