Usaha Milik Desa, Berpotensi Memberikan Kontribusi PADesa

Kamis 14-04-2016,08:41 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PALAS – Memanfaatkan waktu luang, sebagian besar warga Desa Sukamulya, Kecamatan Palas membuat kerajinan grabah tradisioal anglo (kompor tradisional terbuat dari tanah liat berbahan bakar kayu) sebagai usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Usaha yang bermula coba-coba ini ternyata menjadi salah satu potensi usaha milik desa yang bisa dikembagkan dalam upaya peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADesa). Perkembangan usaha di Desa Sukamulya kini bukan hanya anglo tapi juga merambah ke kerajinan sejenisnya, seperti genting dan batu bata. Kasimin (50), pembuat Anglo warga setempat mengatakan, membuat batu bata bermula dari memanfatkan waktu luang ketika dirinya tidak sedang kesawah. Namun hal yang dianggap coba-coba itu kini malah ditekuninya. Karena dia beralasan, usaha batu bata yang kini ditekuninya dirasa bisa menjadi salah satu usaha untuk menambah pendapatan keluarga. Dalam satu hari Kasimin mampu membuat bata 1000 buah jika cuaca baik. Dan dalam tiga bulan sekali 1000 buah bata bisa dijual. “Bermula dari coba-coba memanfaatkan waktu luang. Namun, belakangan pelanggan saya banyak pesanan setiap tahunnya. Saya rasa menguntungkan ya saya tekuni sampai saat ini,” kata Kasimin, Rabu (13/4). Prasetio (15) anak pengusaha anglo tradisional warga Desa Sukamulya mengatakan, diwaktu libur dirinya meyempatkan diri membantu orang tua untuk membuat anglo. “Waktu libur sekolah, saya membantu orang tua untuk membuat anglo. Hasilnya lumayan untuk ongkos dan jajan sekolah,” kata Prasetio. Kades Sukamulya Reza mengatakan, desanya merupakan salah satu sentra pembuatan krajinan tradisiaonal anglo, genting dan batu bata. Untuk itu dirinya, akan berupaya membuat badan usaha milik desa melalui usaha simpan pinjam. “Tujuannya, untuk membantu pengrajin dalam menambah modal usaha sekaligus mampu menyubang kontibusi penghasilan kedesa dalam upaya peningkatan PADesa,” kata Reza. Sementara itu, harga perbuah anglo dijual Rp25 ribu, genting Rp450 sampai Rp750 dan batu bata Rp250. Sementara, pemasaran kerajianan tradisional anglo, genting dan batu bata sudah kesuluruh wilayah Lampung Selatan (Lamsel) dan keluar pulau jawa.(CW2)

Tags :
Kategori :

Terkait