CANDIPURO – Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Lampung Selatan langsung meninjau areal lahan padi di Desa Sidoasri, Kecamatan Candipuro, yang diserang hama wereng coklat, Senin (30/3). Kepala Dinas PTHP Kabupaten Lampung Selatan, Bibit Purwanto, SP mengatakan, hasil observasi melalui pengamatan ditanaman padi milik petani tersebut, di ketahui tingkat populasi hama wereng sudah memasuki ambang pengendalian. Meski begitu sambungya, masih dapat dikendalikan. Sebab, tingkatan serangan hama wereng di tanaman padi milik petani di Desa Sidoasri ditemukan hanya spot-spot. \" Populasi hama wereng coklat ini sudah masuk tahap ambang pengendalian, meski begitu masih dapat dikendalikan. Untuk itu, petani diimbau untuk melakukan pengamatan sehingga peningkatan populasi hama wereng tersebut terus terpantau agar tidak merusak tanaman padi,\" ucapnya. Selain melakukan pengamatan di lahan pertanian milik petani sekitar, orang nomor satu di jajaran Dinas Pertanian Lamsel itu pun memberikan penyuluhan kepada petani. Menurutnya, setengah hektar tanaman padi yang rusak, akibat pemilik lahan tidak menerapkan aplikasi pengendalian sesuai dengan anjuran. \" Selama proses pengendalian hama, petani disini tidak memenuhi unsur 5 T yakni, Tepat jenis, Tepat Dosis, Tepat waktu, Tepat tempat dan Tepat cara,\" ujar dia. Ia menjelaskan, hasil rembuk bersama petani sekitar, diketahui bahwa akibat kekhawatiran berlebihan gagal panen, para petani melakukan penyemprotan pestisida berlebihan. Hasilnya, bukan hama berkurang malah hama bertransformasi membentuk imunitas kebal terhadap obat hama, \" Untuk itu, kami menghimbau kepada petani sekitar agat dapat menerapkan penyemprotan obat hama harus memenuhi kelima unsur tersebut,\" jelasnya saat memberikan penyuluhan kepada petani setempat dilokasi. Kemudian kata dia lagi, salah satu pemicu sulit dikendalikannya serangan hama tersebut juga akibat para petani tidak menerapkan metode tanam serempak. \" Idealnya, tanaman serempak itu dilakukan oleh petani dalam selang waktu 7 hari-10 hari. Tapi petani disini selang waktu tanam mencapai 1 bulan, sehingga saat pengendalian tidak optimal, \" katanya. Dalam kegiatan tersebut, Bibit Purwanto pun menyarankan kepada para petani, sebelum melakukan pengendalian bisa berkonsultasi terlebih dahulu dengan penyuluh. \" Rencananya, besok (hari\'red) petani didampingi petugas penyuluh akan melakukan pengendalian serentak. Hari ini (kamarin\'red) bantuan obat hama sudah kami distribusikan, ini sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap nasib para petani diisni, \" tukasnya. Kemudian ia menyarankan, untuk menghalau hama di sawahnya, petani di Desa Sidoasri, Kecamatan Candipuro itu, tidak hanya menggunakan pestisida saja. Mereka cukup menanam bunga. Ia mengklaim, bunga terbukti efektif menurunkan tingkat pupulasi hama yang menyerang padi. Dengan adanya bunga ini, penggunaan pestisida menurun drastis. Pasalnya, tanaman bunga-bungaan ini memiliki manfaat tersendiri bagi para petani karena bisa menghalau hama saat panen tiba. Bunga pengusir hama ini dikenal dengan nama tanaman refugia. \"Tanaman refugia ini sebagai penarik serangga musuh alami dan serangga hama tanaman untuk tinggal di bunga-bunga ini,\" pungkasnya. (CW2)
Wereng Coklat Picu Dinas Turun Tangan
Selasa 31-03-2020,08:43 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :