Ramai Pemudik Masuk Sumatera!

Rabu 01-04-2020,08:52 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

BAKAUHENI - Pemerintah pusat dan pemerintah daerah meminta masyarakat menerapkan social distancing atau menjaga jarak. Walau belum semuanya, instruksi ini sudah banyak dijalankan oleh masyarakat. Tapi tidak dengan fasilitas pelayaran dan penerbangan. Contohnya di Pelabuhan Bakauheni dan Bandar Radin Inten II. Dua badan usaha milik negara (BUMN) ini masih melayani penumpangnya. Ditengah imbauan untuk tidak mudik ke kampung halaman ternyata masih ada saja pemudik yang menyeberang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera melalui Pelabuhan Bakauheni. Begitu pula sebaliknya. Ada juga penumpang dari Sumatera yang ke Jawa. Tetapi yang menjadi sorotan dalam kasus ini adalah penumpang dari Pulau Jawa, yang menjadi zona merah penyebaran covid-19 terbanyak di Indonesia. Petanya, para pemudik yang ditengarai didominasi oleh pemotor itu tidaklah dalam satu gelombang. Para pemotor dari seberang itu step by step datang dari seberang menuju Sumatera. Dengan kondisi seperti itu, penerapan social distancing seolah-olah remuk. Lampung Selatan telah memberlakukan social distancing, bahkan ASN sudah bekerja dari rumah. Atau yang akrab didengar dengan istilah work from home (WFH). Pencegahan ini dipertegas dengan penyemprotan disinfektan di beberapa kecamatan bahkan pelabuhan pun juga tak luput dari penyemprotan. Tetapi masyarakat menilai semua itu bisa sia-sia jika pelabuhan dan bandara masih dibuka. \"Istilahnya kita cegah supaya penyakit enggak masuk, kita nutup diri. Tapi pintu yang buat penyakit masuk tetap kita buka. Hasilnya sama saja,\" kata warga Kecamatan Kalianda, Andi (36), kepada Radar Lamsel, Selasa (31/3/2020). Masyarakat menilai penutupan pelabuhan dan bandara memang wewenang pemerintah pusat. Tetapi pemda setempat yang paham teritorial bisa mengusulkan penutupan. Sebab, Pemda sebagai perpanjangan tangan dari pemerintah pusat sangat mengetahui seperti apa dan bagaimana kondisi wilayahnya. Jangan sampai perkara penutupan dua pelayanan publik itu malah merusak skema yang telah dijalankan masyarakat di daerah masing-masing. \"Kita semua tahu kalau virus itu menular. Artinya dia tidak akan di dekat kita kalau orang yang terpapar tidak ada di sekitar kita. Karena kita tidak tahu siapa yang sudah dan belum (terpapar),\" kata Lina (25), warga lainnya. Humas PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Bakauheni, Syaifullail Maslul, mengatakan sejauh ini pelayanan di Pelabuhan Bakauheni masih berjalan seperti biasa. Namun saat diminta data jumlah penyeberang yang masuk ke Pelabuhan Bakauhenj, Syaiful tidak bisa membeberkannya. Dengan berat hati, Syaiful mengatakan bahwa data tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak berkaitan dengan produksi selain Dishub dan statistik. \"Maaf, Mas. Kalau data tidak boleh. Jadi unit usaha tidak memberikan data kepada pihak manapun selain yang saya sebutkan tadi,\" katanya. Meski tak menyebut jumlah data, Syaiful mengklaim telah terjadi penurunan penumpang yang menyeberang sebanyak 26 persen dari Pelabuhan Bakauheni ke Pelabuhan Merak. Ketika ditanya apakah penurunan juga terjadi di Pelabuhan Merak ke Pelabuhan Bakauheni? Syaiful mengaku tidak mengetahuinya. \"Kurang tahu, Mas. Mungkin bisa langsung ditanyakan dengan Pak GM (General Manager) PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy,\" katanya. Ujaran Syaiful yang menerangkan bahwa data data tidak boleh diberikan kepada pihak yang tidak berkaitan dengan produksi selain Dishub dan statistik mentah usai Kepala Dinas Perhubungan Lampung Selatan, Mulyadi Saleh buka omongan. Kepada Radar, Mulyadi menerangkan tidak memegang data jumlah penyeberang yang masuk ke wilayah ini. Mulyadi menjelaskan yang punya data itu hanya ASDP. “ Nggak. Yang punya ASDP,” terangnya. General Manager PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Merak, Hasan Lessy, mengatakan penumpang di Pelabuhan Merak mengalami penurunan dan kenaikan. Penumpang pejalan kaki mengalami penurunan sebesar 11 persen, kendaraan pribadi turun 12 persen, dan bus juga turun sebesar 12 persen. Meski penurunannya cukup signifikan, beda halnya dengan penumpang sepeda motor dan truk. Sesuai dengan prediksi, jumlah penumpang kendaraan bermotor naik menjadi 14 persen, sedangkan truk naik 1 persen. \"Penurunan ini imbas dari covid-19,\" katanya. Sebelumnya, operasional Bandara Internasional Radin Inten II Lampung mengalami penurunan hingga 40 persen. Hal itu dikatakan oleh EGM KC Bandara Radin Inten II Lampung,  Asep Kosasih Samapta, Senin (30/3). “Kami tetap memberikan pelayanan kategori slow down. Karena terjadi penurunan  operasional sampai dengan 40 %. Jadi dengan kategori slow down, Main Power juga efisiensi efektif. Diformulasikan sampai dengan 35 persen pegawai dirumahkan tapi tetap on call,” katanya. Dia melanjutkan, penurunan operasional ini juga seiring dengan kebijakan pemerintah work from home (WFH) dan beberapa kebijakan lain. DI mana, terjadi pengurangan flight (penerbangan). Di mana, asumsi rata-rata sebelumnya, dalam satuhari ada 37 penerbangan dengan 4200 penumpang. Sementara, semenjak ada penurunan operasional 40 persen hanya ada 23 flight dengan 2300 penumpang. Namun sayangnya, dia enggan membeberkan data secara rinci, terutama mengenai penumpang kedatangan. “Kami belum bisa memberikan data statistik detailnya. Yang jelas,  untuk kedatangan, kondisinya hampir sama dengan keberangkatan. Dan jika melihat tren nya, bakal mengalami penurunan lagi,” ucapnya. (rnd)

Tags :
Kategori :

Terkait