Paradigma baru dibawa Partai Amanat Nasional (PAN) Lampung Selatan pasca suksesi Musda ke-V PAN Lampung Selatan. Partai reformis besutan Amien Rais ini berupaya untuk mengubah pola-pola politik pragmatis yang belakangan menjadi momok negatif. Seperti apa? Laporan EDWIN APRIANDI, KALIANDA MATA Sanusi Idris, nampak berlinang, Minggu (17/4) kemarin. Sesekali ia mengusap air mata yang nyaris terjatuh karena haru. Mantan pejabat dilingkungan Pemkab Lampung Selatan ini tak menyangka kader-kader PAN masih mengingatnya. Ingat tatkala dirinya bertindak sebagai salah satu tokoh deklarator PAN di Bumi Khagom Mufakat ini. Ya, Ketua Tim Formatur DPD PAN Lamsel Ahmad Fitoni memang sengaja datang untuk bersilaturahmi dengan para deklarator PAN di Lamsel. Ada enam tokoh PAN di Lamsel yang kemarin sempat didatangi dikediamannya masing-masing. Mereka adalah Sanusi Idris, Budiman Dabo, Herwanto, Muslim Karim, Amri Sohar, dan As’ad Toha. “Kami memang sengaja datang dadakan. Tidak terencana dan terjadwal. Mengalir saja. Mau silaturahmi dengan para senior,” kata Ahmad Fitoni kepada Sanudi Idris dikediamannya di Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, kemarin. Ahmad Fitoni ingin menjadi perekat kader-kader PAN Lampung Selatan yang sempat tercecer. Utamanya mereka yang pernah berjuang mati-matian dalam melahirkan dan membesarkan PAN di Lamsel sejak era reformasi 1998 silam. “Kami ingin minta dukungan, masukan, serta wejangan para senior agar PAN Lamsel kedepan benar-benar besar,” ungkap bang Toni sapaan akrab Ahmad Fitoni. Selama ini, kata bang Toni, ada pergeseran pandangan yang cukup mendasar dalam politik di negara Indonesia khususnya di Lamsel. Yakni mengenai budaya politik pragmatis yang menjadi momok negatif dan merusak citra partai politik (parpol). Atas kekhawatiran itu, PAN Lamsel akan berupaya untuk memutus mata rantai agar paradigma publik khususnya kader-kader PAN untuk berjuang tanpa mengedepankan materi terlebih dahulu. “Banyak sekarang ini yang sudah bergeser. Semangat dan daya juang para senior ini sangat kami butuhkan untuk membesarkan PAN kedepan,” ungkap dia. Mantan Sekretaris DPD PAN Lamsel ini juga mengungkapkan, PAN di Lamsel akan bertransformasi menjadi partai yang tidak akan mengedepankan politik pragmatis. Mengenai jabatanpun, kata bang Toni, bukan segala. “Kita akan mengedepankan kebersamaan. Jabatan bukan segalanya. Dengan bersama-sama kami yakin PAN kedepan akan lebih besar,” ungkap bang Toni. Mendengar itu, mata Sanusi Idris kian berlinang. Tatapannya yang tajam seolah tak percaya bahwa ada kader-kader PAN yang mengingat dedikasinya selama menjadi kader PAN. “Saya sangat berterima kasih. Saya tidak percaya kami yang tua-tua masih mau diajak berkontribusi. Padahal, tanpa diminta pun kami tetap akan berbuat untuk membesarkan PAN,” ungkap Sanusi Idris. Sama halnya dengan Herwanto. Akademisi STIE Muhammadiyah Kalianda ini nampak sumringah kemarin. Silaturahmi yang penuh kesederhanaan itu cair karena PAN sudah ternanam dijati dirinya. “Terima kasih sudah mau berkunjung. Maaf saya pakai celana pendek. Karena sedang gotong-royong bersama masyarakat,” kata Herwanto. Diam-diam Herwanto menaruh ekspektasi yang besar terhadap PAN Lamsel pasca Musda ke-V PAN Lampung Selatan. Dengan terpilihnya Ahmad Fitoni sebagai ketua formatur, Herwanto meyakini PAN Lamsel kedepan akan semakin solid dan berkembang. Bukan karena Ahmad Fitoni merupakan adik Ketua MPR-RI H. Zulkifli Hasan atau adik Bupati Lamsel H. Zainudin Hasan. “Saya melihat bukan karena keluarga. Tetapi karena kemampuan. Saya yakin bisa berkembang,” ungkap Herwanto. Herwanto juga menilai PAN Lamsel kini telah memiliki ruh yang sempat lepas dari raganya. Ruh politik, kata dia, menjadi hal yang paling fundamental dalam politik. “Raganya (PAN) ada. Tetapi ruh-nya tidak ada. Nah, sekarang ini saya melihat ruh itu sudah kembali,” kata salah satu deklarator PAN di Lamsel ini. Herwanto sendiri blak-blak-an dengan kondisinya saat ini. Dia yang berstatus akademisi tidak dapat berpolitik lagi. Kendati demikian, jiwa dan raganya masih PAN. “Kata orang, jangan bawa politik kedunia pendidikan. Karena bisa bubar-bubaran. Tetapi kalau membawa orang pendidikan ke politik, bisa memberikan pendidikan,” ungkap dia sambil menegaskan siap untuk berkontribusi terhadap pengembangan PAN Lamsel kedepan. Herwanto berpesan agar PAN Lamsel kedepan benar-benar mengedepankan kepentingan masyarakat Lamsel. “Bukan untuk kepentingan golongan mapun individu-individu,” ungkap dia. Sama halnya dengan Herwanto, Budiman Dabo yang juga menjadi sosok sejarah dibalik lahirnya PAN di Lamsel menilai PAN Lamsel kini telah memiliki ruh yang sempat hilang. Hal ini disampaikan Budiman Dabo saat menerima kehadiran tim silaturahmi formatur PAN DPD Lamsel, kemarin. Budiman juga meyakini PAN Lamsel kedepan akan semakin besar. “Silaturahmi paling penting. Ini yang akan menjaga kedekatan kita sesama kader,” ungkap Budiman. Amri Sohar juga nampak bahagia kemarin. Mantan anggota DPRD Lamsel periode 1999 – 2004 itu siap membantu dan berkontribusi dalam membesarkan PAN kedepan. Bahkan, Amri Sohar juga siap untuk memberikan wejangan agar Fraksi PAN DPRD Lamsel dapat memerankan peranannya diparlemen. Sementara itu, Kepala Sekretariatan DPD PAN Lamsel Budi Setiawan mengungkapkan silaturahmi tim formatur DPD PAN Lamsel memang sengaja digelar. Tujuannya untuk mengeratkan hubungan silaturahim kader-kader PAN khususnya para senior PAN. Silaturahmi itu, kata Budi juga masih akan berlanjut. Sebab, masih banyak kader-kader PAN yang tidak bisa ditemui dikediamannya karena kesibukan. “Masih akan kami teruskan. Pak Muktar Husin juga belum. Beliua sedang diluar kota,” kata Budi Setiawan diamini anggota Tim Formatur DPD PAN Lamsel Sugianto kepada Radar Lamsel, kemarin. (*)
Membawa Paradigma Baru, Deklarator Sebut Ruh PAN telah Kembali
Senin 18-04-2016,09:22 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :