Kematian Warga Canggung Dua Dinkes Beda Pandang
Rabu 15-04-2020,08:59 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Jimmy: Tunggu Swab, Reihana: Tidak Perlu Swab
RAJABASA - HA, warga Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, yang meninggal Senin (13/4/2020) kemarin dikabarkan negatif Covid-19. Keterangan ini didapat dari hasil rapid test Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung. Sedangkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan masih menunggu hasil swab.
\"Memang negatif rapidnya, itu dari tim provinsi. Kami masih menunggu hasil swab seminggu lagi,\" kata Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung, dr. Jimmy B. Hutapea, MARS saat dikonfirmasi Radar Lamsel.
Meski demikian, Jimmy belum bisa menyimpulkan akurasi atau ketepatan dari hasil rapid test. Intinya, Tim Gugus kabupaten akan berpatokan terdapat hasil swab nanti. Di hari yang sama, Pemerintah Desa Canggung kembali membawa warganya ke ruang isolasi rumah sakit Bob Bazar Kalianda. Pemuda ini dikabarkan pernah berinteraksi langsung dengan HA.
Namun Jimmy tidak bisa dikonfirmasi terkait adanya warga Canggung yang dirawat di RSUD Bob Bazar usai berinteraksi dengan almarhum HA. Di sisi lain, Kepala Desa Canggung, Tarmizi, juga tidak bisa memberikan penjelasan detail hal apa yang membuat pemuda itu diisolasi.
\"Iya, kami membawa satu warga ke ruang isolasi. Tapi maaf, kami tidak bisa memberikan keterangan karena bukan wewenang kami,\" katanya kepada Radar Lamsel.
Camat Rajabasa, Sabtudin, S. Sos membenarkan ada warga Desa Canggung yang dibawa ke rumah sakit pelat merah itu. Menurut Sabtudin, kedatangan pemuda itu ke rumah sakit hanya untuk memeriksakan kesehatannya saja. Mengajak riwayatnya, Sabtudin mengaku belum mengetahui apakah pemuda itu satu kerjaan dengan HA.
\"Kayaknya belum kerja dia itu. Baru mau cari kerja. Untum riwayat lebihnya saya kurang jelas,\" katanya.
Pemerintah Desa Canggung bergerak cepat mendata warganya yang akan diisolasi. Hingga Selasa sore, aparatur desa setempat berkeliling ke dusun-dusun untuk menyampaikan rencana isolasi tersebut. Jadi, belum bisa disimpulkan berapa jumlah ODP terbaru dari desa tersebut.
\"Kami masih keliling. Menyampaikan pesan isolasi kepada warga-warga yang masuk dalam pendataan,\" kata Tarmizi.
Pasca meninggalnya HA kemarin, suasana di Kecamatan Rajabasa masih seperti biasa. Sabtudin mengatakan tidak ada kepanikan berlebihan. Mengenai pendataan ODP di wilayahnya, sementara ini warga yang terdata dalam isolasi harus berdiam diri di rumah sampai waktu yang telah ditentukan.
Adanya kekhawatiran atau indikasi penularan covid-19 dalam satu keluarga di rumah tempat isolasi ODP, Sabtudin tak menampiknya. Membuat tempat isolasi sendiri bukanlah perkara mudah. Menurut dia, tempat isolasi tidak bisa dibuat sembarangan karena memerlukan standar pelayanan dan ketentuan.
\"Tempat isolasi itu harus memenuhi standar dan ketentuan. Lagi pula, desa juga harus menanggung semua kebutuhan tempat isolasi itu,\" katanya.
Pemerintah Kecamatan Rajabasa, kata Sabtudin, akan berupaya menyediakan tempat isolasi bagi warga yang berstatus ODP. Untuk itu, dia akan berkonsultasi terlebih dahulu dengan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan untuk melihat bagaimana solusi pengadaannya.
\"Sementara yang ada gejala mengarah ke covid-19 kita anjurkan untuk diperiksa ke rumah sakit, dan diisolasi di sana supaya lebih aman,\" katanya.
Di hari yang sama, Pemerintah Desa Palembapang, Kecamatan Kalianda, melakukan pemeriksaan terhadap 1 ODP yang tinggal di dusun 2. Tes suhu tubuhnya dinyatakan normal. Pemuda berumur 21 tahun yang menimba ilmu di Yogyakarta ini telah mengisolasi diri selama 14 hari di rumah. Selama itu, dia tak pernah berinteraksi langsung dengan keluarganya.
\"Terpisah, ada ruang sendiri buat dia. Jadi selama 14 hari ini dia tidak berinteraksi dengan keluarga. Sementara ini di rumah masing-masing karena masih memungkinkan,\" kata Kepala Desa Palembapang, Hendriyadi.
Per tanggal 14 April 2020, Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan mencatat ada 78 orang berstatus ODP, kemudian 2 orang PDP, 12 OTG, positif 1 orang, dan selesai pemantauan 249 orang.
Pada bagian lain, Kadis Kesehatan Provinsi Lampung Reihana menceritakan laki-laki (22) asal Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan yang meninggal dunia dirumahnya dan dijemput dengan petugas ber APD (alat pelindung diri) lengkap.
”Ada laki-laki 22 tahun, Desa Canggung, Rajabasa 7 April tiba dari Tangerang tujuan ke tangerang mencari pekerjaan. Pada 11 April ada keluhan batuk, badan demam, dan bersama ayahnya pergi berobat dokter praktek swasta, disana tidak diberikan obat dan diminta isolasi mandiri karena barupulang dari daerah terjangkit (Tangerang),” beber Reihana, Selasa (14/4/2020).
Karena kondisinya masih tidak nyaman, akhirnya bersama sang ayah pasien ini berangkat berobat ke RS Bob Bazar. Disana disarankan diisolasi di rumah sakit, tetapi ayah pasien menolak akhirnya isolasi mandiri dirumah.
”Ya kami juga tidak bisa memaksa (isolasi) ya akhirnya diisolasi dirumah. Pada 13 april menghubungi bidan desa dan ayahnya mengabari bahwa anaknya sesak nafas. Kemudian bidan menghubungi tim surveilans dan menyarankan pasien dirujuk ke rumah sakit. Akan tetapi pasien sebelum dirujuk telah meninggal,” lanjutnya.
Kemudian pihak puskesmas mengunjungi rumah duka dan dibawa ke RS Bob Bazar guna dilakukan autopsi dan rapid tes. Hasil rapid tesnya negative dan diambil swab tenggorokannya. Setelahnya jenazah dilakukan pemulasaran jenazah sesuai pemularasaran jenazah covid-19. ”Namun sebenarnya rapid tes negative tidak perlu dilakukan pengambilan swab, apalagi pasien telah meninggal dunia. Kalau positif baru di swab untuk memastikan positif atau tidak,” tambahnya. (rnd/rnn)
Tags :
Kategori :