Keseriusan Penanganan Tim Covid-19 Disanksi

Kamis 16-04-2020,08:50 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

dr. Kiswoto : Rapid Tes Akurasinya Diragukan

KALIANDA - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lampung Selatan, ogah mengomentari soal perbedaan sudut pandang dengan Tim Gugus Provinsi Lampung dalam protap penanganan kasus pasien dalam pemantauan (PDP) virus corona (covid-19) yang sudah meninggal. Kepala Dinkes Lamsel dr. Jimmy B. Hutapea, memilih bungkam saat dikonfirmasi terkait keperluan melakukan swab laboratorium ketika rapid tes dinyatakan negatif. Kondisi ini, mengakibatkan publik di Lamsel kian was-was menanti kabar hasil otopsi terhadap PDP nomor 5. Juru Bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Lamsel ini, mengabaikan pesan yang disampaikan wartawan koran ini via WhatsApp. Padahal, yang bersangkutan dapat dipastikan beberapa kali mengakses aplikasi chatting androidnya dalam kondisi online, Rabu (15/4) kemarin. Hal ini, menyulut komentar dikalangan paramedis di kabupaten ini. Salah satunya adalah dr. Kiswoto, yang mempertanyakan keseriusan Tim Gugus Tugas dalam penanganan Covid-19. Dia menganggap, saat ini masyarakat bisa dikatakan sedang mengalami ketakutan yang luar biasa ditengah kondisi ini. Namun lucunya, ketakutan warga ini lantaran tidak tahu persis soal penyakit virus corona yang menggemparkan jagat raya. \"Masyarakat seperti anak-anak takut sama hantu. Artinya, mereka tidak pernah melihat hantu. Tapi kalau kita katakan awas ada hantu disana, pasti anak-anak itu ketakutan. Artinya pemahaman soal covid-19 masih terlalu minim,\" ungkap  Kiswoto mengibaratkan ketakutan akan corona di tengah publik, kemarin. Mengenai kasus perbedaan pendapat antara tim penanganan provinsi dan kabupaten dalam protap penanganan covid-19, imbuhnya, menjadi cukup bukti minimnya koordinasi dari jajaran pusat hingga ke daerah. \"Kalau saya amati bukan ditingkat kabupaten atau provinsi saja. Bahkan secara menyeluruh. Serius nggak sih pemerintah kita menangani masalah ini,\" cetusnya. Sebagai dokter, Kiswoto sendiri punya pandangan terkait beda pendapat dalam penanganan kasus tersebut. Menurutnya, rapid tes belum menjamin keakuratan dalam pembuktian bagi pasien PDP. Namun, pemerintah juga harus membuka kepada publik soal hasil swab si pasien PDP tersebut. Baik itu si pasien masih dalam kondisi hidup ataupun meninggal dunia. \"Rapid tes tidak bisa dijamin akurasinya. Saya rasa perlu sekali swab atau PCR. Tapi saat hasilnya keluar segera di publish. Jangan malah dibiarkan atau didiamkan. Kasihan masyarakat yang menunggu. Mereka terus merasakan was-was seperti yang saya katakan tadi. Takut kepada ‘hantu’, tapi wujudnya saja belum pernah melihat,\" pungkasnya. Sebelumnya diberitakan, HA warga Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, yang meninggal Senin (13/4/2020) kemarin dikabarkan negatif Covid-19. Keterangan ini didapat dari hasil rapid test Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Provinsi Lampung. Sedangkan Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung Selatan masih menunggu hasil swab. “Memang negatif rapidnya, itu dari tim provinsi. Kami masih menunggu hasil swab seminggu lagi,” kata Jubir Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Lampung, dr. Jimmy B. Hutapea, MARS saat dikonfirmasi Radar Lamsel. Meski demikian, Jimmy belum bisa menyimpulkan akurasi atau ketepatan dari hasil rapid test. Intinya, Tim Gugus kabupaten akan berpatokan terdapat hasil swab nanti. Di hari yang sama, Pemerintah Desa Canggung kembali membawa warganya ke ruang isolasi rumah sakit Bob Bazar Kalianda. Pemuda ini dikabarkan pernah berinteraksi langsung dengan HA. (idh)  
Tags :
Kategori :

Terkait