Rusunawa Baru Tunggu Serah Terima

KALIANDA – Pembangunan rusunawa telah rampung. Setelah serah terima, maka rusunawa ini sudah bisa dipakai. Rumah susun ini merupakan bantuan dari Kementerian PUPR. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan telah mengajukan permohonan pinjam pakai sementara. Beredar kabar rusunawa itu direncanakan jadi tempat isolasi masyarakat yang kembali dari luar kota atau mudik ke daerah Lampung Selatan pada saat bulan suci Ramadan dan menjelang Idulfitri. Kementerian PUPR pun mengizinkan pemanfaatan Rusunawa tersebut dengan meminta Pemda dan masyarakat untuk tetap memperhatikan protokol kesehatan yang berlaku. Dikonfirmasi mengenai informasi itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Lampung Selatan, M. Sefri Masdian, mengaku belum mendapat kepastian mengenai kabar pinjam pakai rusunawa tersebut. “Belum tahu kepastiannya saya,” kata pria yang akrab disapa Sefri ini, Selasa (21/4/2020). Mengenai rencana yang bakal menjadikan rusunawa sebagai tempat isolasi, Sefri menjawab diplomatis. Radar Lamsel mencoba menggali lagi, namun Sefri mengatakan kalau pembangunan rusunawa itu sudah selesai. Dan tinggal serah terima. Beberapa hari lalu, petugas dari Satpol PP dan Damkar Lamsel telah membersihkan rusunawa itu. “Seandainya, tapi mudah-mudahan Covid-19 ini kabur. Perkim itu yang punya. Serah terima dari Kementerian kepada Pemkab Lamsel. Kemarin-kemarin sudah dibersihkan sama teman-teman,” katanya. Rusunawa tersebut terdiri dari tiga lantai dan memiliki jumlah hunian sebanyak 42 unit. Seluruh ruangan yang ada dapat menampung sekitar 168 orang. Informasinya, Kementerian PUPR juga telah melengkapi hunian vertikal tersebut dengan fasilitas meubel berupa tempat tidur, lemari pakaian, sofa, meja makan serta meja tamu. Selain rusunawa, banyak juga permintaan supaya hotel 56 dijadikan tempat isolasi. Harapan ini diutarakan masyarakat. Keinginan ini sangat wajar, sebab, hotel 56 memang tak dipakai sepenuhnya. Jadi sangat besar kemungkinan jika bangunan yang berdiri di rezim Bupati Zulkifli Anwar itu digunakan untuk tempat isolasi. “Saya rasa di situ cukup bagus, dan tempatnya memungkinkan. Tinggal dilengkapi beberapa fasilitas saja,” kata Efendi (40), warga Kecamatan Penengahan. (rnd)