KALIANDA - Perkembangan hasil pemeriksaan terhadap warga Canggung yang meninggal dengan gejala mirip terpapar virus Corona (covid-19) masih ditunggu masyarakat Lampung Selatan. Namun, sudah lebih dari sepekan hasil swab tak kunjung dipublish oleh Dinas Kesehatan (Dinkes). Bahkan, Kepala Dinkes Lamsel, dr. Jimmy B. Hutapea, MARS memilih bungkam saat dicecar pertanyaan mengenai hasil otopsi terhadap jenazah pemuda itu. Padahal, warga tengah dirundung kegelisahan menanti hasil pemeriksaan medis yang awalnya dijanjikan bakal rampung dalam sepekan. \"Meskipun rapid tes nya negatif, tapi kami sebagai masyarakat awam masih was-was. Kami butuh kepastian hasil swab laboratorium nya. Agar kami lebih proteksi diri lagi ditengah kondisi covid-19,\" ungkap Tarmuji (38) yang tinggal berdekatan dengan Desa Canggung, Kecamatan Rajabasa, Rabu (22/4) kemarin. Dia menyatakan, dipublikasikan nya soal informasi hasil swab laboratorium itu bisa menjadi edukasi bagi masyarakat yang sejauh ini masih minim pengetahuan dengan virus corona. Sehingga, warga bisa lebih meningkatkan kewaspadaan dalam melakukan aktivitas ditengah kondisi ini. \"Bisa dilihat sendiri di wilayah kecamatan Rajabasa atau bahkan Kalianda. Warga masih santai keluar rumah tanpa menggunakan masker. Apapun hasil pemeriksaan medis itu bisa jadi pelajaran bagi kami supaya lebih waspada. Salah satunya dengan tetap dirumah sesuai anjuran pemerintah,\" tutupnya. Sementara itu, Kepala Dinkes Jimmy saat dikonfirmasi tidak memberikan jawaban apapun. Dia yang menjabat sebagai juru bicara Tim Gugus Tugas Covid-19 Lamsel ini, pilih mengabaikan pesan singkat yang disampaikan via WhatsApp. Sebelumnya, tenaga medis senior di Lamsel dr. Kiswoto memberikan kritik soal konerja tim gugus tugas covid-19 Lamsel. Mengenai kasus perbedaan pendapat antara tim penanganan provinsi dan kabupaten dalam protap penanganan covid-19 menjadi cukup bukti minimnya koordinasi dari jajaran pusat hingga ke daerah. \"Kalau saya amati bukan ditingkat kabupaten atau provinsi saja. Bahkan secara menyeluruh. Serius nggak sih pemerintah kita menangani masalah ini,\" cetusnya. Sebagai dokter, Kiswoto sendiri punya pandangan terkait beda pendapat dalam penanganan kasus tersebut. Menurutnya, rapid tes belum menjamin keakuratan dalam pembuktian bagi pasien PDP. Namun, pemerintah juga harus membuka kepada publik soal hasil swab si pasien PDP tersebut. Baik itu si pasien masih dalam kondisi hidup ataupun meninggal dunia. \"Rapid tes tidak bisa dijamin akurasinya. Saya rasa perlu sekali swab atau PCR. Tapi saat hasilnya keluar segera di publish. Jangan malah dibiarkan atau didiamkan. Kasihan masyarakat yang menunggu. Mereka terus merasakan was-was seperti yang saya katakan tadi. Takut kepada hantu, tapi wujudnya saja belum pernah melihat,\" pungkasnya. (idh)
Apa Kabar Hasil Swab Warga Canggung???
Kamis 23-04-2020,08:59 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :