Pelajar Lamsel Lulus 100 Persen

Senin 09-05-2016,00:34 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

KALIANDA – Kabupaten Lampung Selatan boleh berbangga. Sebab, seluruh pelajar SMA sederajat yang mengikuti ujian nasional (UN) tahun ini lulus 100 persen. Yakni 9.544 pelajar SMA/SMK/MA lulus semua. Nilai tertinggi diraih oleh siswa asal SMAN 1 Kalianda Ikhsan Annas dengan nilai 490,5 dari lima mata pelajaran yang diujikan. Sementara nilai rata-rata sekolah tertinggi diraih oleh SMA Kebangsaan, Kecamatan Penengahan. “Alhamdulillah, semua peserta kita lulus 100 persen. Nilai tertinggi siswa dari SMAN 1 Kalianda. Untuk nilai rata-rata sekolah tertinggi SMA Kebangsaan, tetapi saya lupa nilainya karena hasilnya ada di kantor,”ungkap Sekretaris Disdik Lamsel Firmansyah, S.E mendampingi Kepala Disdik Lamsel Drs. Burhanuddin kepada Radar Lamsel melalui sambungan telepon sesaat setelah pengumuman UN dilakukan, Sabtu (7/5). Dinas Pendidikan mengaku bersyukur atas hasil yang diperoleh para peserta UN tahun ini. Meskipun pada pelaksanaan UN tahun 2016 ini tidak tergantung dengan nilai UN, tetapi hasil tersebut merupakan jerih payah para peserta. “Pada tahun ini, nilai UN digabungkan dengan nilai sehari-hari di kelas. Tetapi, UN tetap wajib dan menjadi syarat utama yang harus diikuti oleh peserta untuk mendapatkan predikat lulus,”imbuhnya. Lebih lanjut dia mengatakan, sejumlah sekolah yang menerapkan UNBK juga dikatakan sukses. Kedepan, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di sekolah yang belum melakukan UNBK. “Akan secara bertahap kami terapkan UNBK bagi sekolah yang belum menerapkannya. Karena, ini menyangkut sarana dan prasarana komputer yang harus dipenuhi sekolah untuk melakukan UNBK,”tutupnya. Sementara itu, sama halnya seperti tahun lalu aksi coret-coretan seragam sekolah juga mewarnai pengumuman kelulusan pelajar di Lampung Selatan. Ribuan pelajar tumpah ke jalan setelah pengumuman UN dilakukan Sabtu (7/5). Mereka berkonvoi ria sambil berteriak menyusuri jalan-jalan protokol Kota Kalianda. Setelah itu membuyar kesejumlah wilayah. Ada yang melalui rute ring road Gunung Rajabasa melintasi wilayah pesisir Rajabasa ada juga yang berputar disejumlah jalan kota. Di pinggiran pantai Kota Kalianda juga dipadati pelajar. Bahkan, kompleks Pemkab Lamsel menjadi sarang para pelajar dengan coretan baju warna-warni. Pro kontra atas euforia itu bermunculan. Di Lamsel ada yang mengganggap aksi coret-coretan menjadi ritual wajib yang harus dilakukan sebagai bentuk ekspresi jiwa atas kelulusan yang diraih. Namun ada juga yang mengganggap bahwa aksi tersebut merupakan tindakan yang tidak bermanfaat. “Kami cuma minta waktu satu hari ini saja. Toh kami tetap safety kok. Pakai helm jika konvoi,” ungkap salah seorang pelajar kepada Radar Lamsel. Faktanya meski dara manis itu menggunakan helm namun beberapa rekannya tak menggunakan helm. “Kalau jatuh pecah kepala bagaimana? Mereka yang rugi kan,” kesal Umar (38), pengguna jalan Kalianda. Umar tak mempersoalkan aksi euforia coret-coretan seragam sekolah yang dilakukan pelajar setelah pengumuman kelulusan. Yang jadi persoalan adalah kebut-kebutan dijalan raya. Sebab, menurut Umar, coret-coretan sejak dulu menjadi hal yang lumrah dilakukan. Bedanya dulu tidak ada pelajar yang memiliki kendaraan. Jadi tidak ada konvoi kebut-kebutan yang mengganggu pengguna jalan raya. “Ya, coret-coretan saja didepan sekolah. Sudah itu pulang. Bukan ugal-ugalan,” ungkap dia. Umar mengakui bahwa jaman mendukung aksi coret-coretan yang diteruskan dengan aksi kebut-kebutan dijalan menggunakan sepeda motor maupun mobil. “Kita yang sudah tua cuma bisa mengelus dada. Mudah-mudahan kedepan ini menjadi catatan pemerintah,” harap Umar. (idh/edw)

Tags :
Kategori :

Terkait