Harga Naik, Omset Turun

Selasa 10-05-2016,10:18 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

PALAS – Harga daging ayam potong dibilangan pasar tradisional diwilayah Palas mengalami kenaikan. Kenaikan ini dipicu naiknya harga ditingkat pengusaha peternak ayam diwilayah tersebut. Sebelumnya, harga ayam potong ditingkat peternak dan pengusaha Rp 30.000 sampai Rp32.000 perekornya. Namun kini naik menjadi Rp 35.000 perekornya. Karena itu, terpaksa para pedagang dibilanagan pasar tradisional diwilayah Palas itu menaikan harga jual daging ayam potong menjadi Rp37.000 perekor atau naik menjadi Rp3.000 perekor kepada konsumen. Alhasil, kenaikan harga daging dan ayam potong itu berdampak menurunya omset pendapatan para pedagang daging ayam diwilayah tersebut. Ida (40), pedagang daging ayam di pasar tradisional Desa Bangunan mengeluhkan naiknya harga ayam potong ditingkat pengusaha dan peternak. “Harga ayam potong ditingkat peternak naik, terpaksa saya menaikan harga menjadi Rp37.000 yang sebelumnya Rp32.000 perekor,” kata Ida, Senin (9/5). Senada dikatakan pedagang daging ayam potong di pasar tradisional Desa Bumi Restu Marni (40). Selain mengeluh akan kenaikan harga ayam ditingkat peternak, dirinya juga merasa kesulitan menetukan harga jual kepada konsumen. “Jika kenaikan harga daging ayam tidak jelas, pasti memicu protes pelanggan. Karena pelanggan banyak yang komplain kenaikan harga dan mereka tidak mau membeli. Sudah satu bulan ini saya dan pedagang lainya mengalami penurunan omset penjualan karena sepi pembeli,” kata Marni. Semenatara, Prapto (35) pengusaha ayam warga Desa Bangunan mengatakan, harga ayam ditingkat pengusaha mengalami kenaikan. Hal itu biasa terjadi menjelang panen raya satu bulan kedepan. “Bisanya kenaikan harga ayam dipicu karena kebutuhan warga yang meningkat. Di Palas ini, dalam Satu bulan kedepan akan menghadapi panen raya,” kata Prapto.(yan)

Tags :
Kategori :

Terkait