GEDONGTATAAN - Berawal dari hobi dan bakat kreatifitas membuat miniatur bus dan miniatur truck untuk mainan anak-anak, Buyung Santoso, warga Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedongtataan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat setempat dengan omset meraih ratusan juta perbulan.
Empat belas tahun silam, tepatnya pada tahun 2006, Buyung Santoso mulai merintis usaha pembuatan miniatur kendaraan bus dan miniatur truck untuk mainan anak-anak.
\"Saya merintis usaha mainan anak-anak berupa miniatur bus dan miniatur truck ini dari awal tahun 2006, ternyata berawal dari hobi saya pribadi disertai kreatifitas dan keyakinan saya pada bidang seni sampai sekarang ini bisa berkembang,\" ujar Buyung Santoso saat di temui dikediamannya di Desa Sungai Langka, Kecamatan Gedongtataan, Senin (9/11).
Bermodal awal hanya Rp 3 juta yang diperoleh dari pinjaman bank serta bantuan alat dari koperasi dan UMKM Desa setempat, Buyung Santoso tetap membulatkan tekad memajukan usaha mainan anak-anak tersebut.
\"Kami bermitra bersama bank BRI pada tahun 2006, melalui pinjaman modal awal hanya Rp 3 juta dan sampai sekarang ini meningkat menjadi Rp150 juta hasil kolektif 42 pengrajin. Dimana setiap pengrajin mendapatkan dana pinjaman sebesar Rp 5 juta tanpa bunga selama setahun. Pemerintah juga membantu melalui UMKM dan Koperasi juga membantu alat-alat yang kami butuhkan,\" imbuhnya.
Tidak disangka, dari hasil usaha serta kerja keras yang dilakukan Buyung Santoso membuahkan hasil yang cukup fantastis. Namun, tidak sedikit kegagalan yang dirasakan, seperti produk miniatur yang ditawar hanya seharga Rp 30 ribu hingga jatuh bangun usaha yang dilakukannya mencapai titik keberhasilan yang saat ini sudah dirasakan Buyung Santoso dan 42 karyawannya.
\"Saya ingat sekali masa sulit usaha ini di tahun 2013, karena usaha ini sempat jatuh. Kami hanya menitipkan produk kami ke kios dan juga karena harga awal produk kami per unit sekitar Rp100 ribu. Harga tersebut bagi kalangan masyarakat prasejahtera itu sangat mahal dan produk kami sempat ditawar seharga Rp 30ribu. Kami juga berfikir untuk membuat mainan miniatur ini dengan harga Rp 30 ribu, namun bahan baku itu tidak cukup. Kami tidak berputus asa, terus kami tekuni usaha ini, kami didik terus para pengerajin dan allhamdulillah sampai saat ini bisa terjual meskipun ada harga yang setiap unitnya mencapai Rp 2 juta,\" ungkapnya.
Berbahan baku papan, triplek dan karet serta perpaduan PVC dengan kreatifitas yang dimiliki, Buyung Santoso berhasil mengolah bahan baku tersebut menjadi suatu produk lokal yang memiliki nilai jual dan tetap konsisten dapat bersaing dengan produk pabrikan luar negeri.
\"Kami sendiri merasa yakin dapat bersaing dengan produk pabrikan luar, kami tidak takut dengan produk canggih diluar sana karena produk kami memiliki pangsa pasar seperti penghobi dan kolektor-kolektor kendaraan terutama anak-anak dan kami memiliki produk dengan ciri khas tersendiri. Tetap pada prinsip kami yang menciptakan produk tradisional dan kami siap mengikuti perkembangan pasar dan saat ini kami sedang memproduksi miniatur kreta api, miniatur alat kontraktor serta miniatur costum kendaraan lainnya,\" tegasnya.
Buyung Santoso mengatakan, harga produk miniatur bus dan miniatur truck cukup bervariasi mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta per unit, meskipun dalam masa pandemi Covid-19, rata-rata penjualan miniatur bus dan miniatur truck ciptaanya mencapai 800 unit perbulan. Banyaknya permintaan produk tersebut dari daerah Lampung yaitu Kota Bandar Lampung dan juga luar daerah lainnya seperti Palembang dan wilayah Jabodetabek.
\"Dalam hal pemasaran kami banyak memanfaatkan media sosial yang tersedia seperti YouTube dan Facebook. Harga produk mainan anak miniatur bus dan miniatur truck cukup bervariasi mulai dari harga Rp 100 ribu hingga Rp 2 juta per unit dan permintaan pasar kami didominasi dari daerah Bandar Lampung, Palembang sampai ke Jakarta,\" ucapnya.
Sementara itu, Buyung Santoso mengharapkan pemerintah daerah Kabupaten Pesawaran dapat membentuk suatu wadah untuk mempromosikan hasil produksi para pengerajin mainan anak di Desa Sungai Langka agar tercipta ikon tersendiri bagi Kabupaten Pesawaran khususnya Desa Sungai Langka menjadi sentra mainan anak-anak yang bisa dikenal oleh luar daerah dan mancanegara.
\"Saya mengajak generasi muda agar berkreasi dengan kreatifitas masing-masing memanfaatkan bahan apa yang tersedia di lingkungan kita. Alhamdulilah secara tidak langsung setelah diberikan pembinaan dan pelatihan sekarang ini 40 persen warga desa sungai langka menjadi pengrajin mainan anak,\" tuturnya.
Namun, menurut Buyung Santoso, dirinya menyayangkan hingga saat ini belum ada yang mengelola produk tersebut secara keseluruhan, sehingga para pengrajin tersebut secara mandiri memasarkan sendiri hasil produk mereka.
\"Karena itu, saya berharap kepada pemerintah daerah Kabupaten Pesawaran dapat memberikan wadah bagi kami para pengerajin seperti toko ataupun galeri untuk memperlihatkan hasil produksi dari pengerajin di Kabupaten Pesawaran agar Desa Sungai Langka ini memiliki ikon tersendiri menjadi sentra mainan anak-anak, karena saya yakin usaha mainan anak ini tidak akan pernah hilang dan tidak akan ada matinya,\" tandasnya. (eggy/esn)