TEGINENENG - Menjelang akhir Bulan November, harga cabai mengalami fluktuatif harga. Merangkaknya harga diduga disebabkan oleh berkurangnya stok cabai yang ada dipasaran.
\"Kita mulai melakukan proses penanaman bulan agustus kemaren, dan baru bulan November ini memasuki masa panen. Harga jual pun sempat turun namun diakhir November ini baru ada kenaikan,\" ungkap Supri salah satu Petani Cabai, Dusun Enggal Mulyo, Desa Gedung Gumanti, Senin (23/11).
Supri menjelaskan, jika dipilihnya Cabai Medan, dikarenakan harganya yang cenderung stabil dibandingkan dengan harga jual cabai yang sejenisnya.
\"Penanaman cabai medan dilakukan dilahan berukuran 7.500 meter persegi, dan masa panen ini kita lakuka secara berkala dua minggu sekali sudah dapat 5,8 ton. Alhamdulillah meski harga saat panen perdana Rp 20 ribu/kg kini naik menjadi Rp 28 ribu/kg karena adanya stok barang yang berkurang,\" tambahnya.
Untuk itu, dirinya berharap pemerintah bisa ikut andil memberikan berbagai support kepada para pertani cabai supaya mereka tak lagi khawatir mengenai fluktuasi harga jual cabai.
\"Harapannya, pemerintah lebih perhatian dengan petani, dan juga bisa memberi bantuan drngan tepat sasaran dan sesuai kebutuhan petani. Terlebih Pemerintah bisa menjaga stabilitas harga jual dari hasil panen para petani terutama cabai, diwilayah tegineneng yang merupakan sentra petani cabai,\" harapnya. (arl/esn)