Komisi III: CV.Mandiri Indotama Harus Tanggungjawab!
Senin 07-12-2020,09:28 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Salah Bongkar eks Gedung Puskesmas Bunut Utara
SRAGI – Pemerintah Desa Bandar Agung, Kecamatan Sragi mengharapkan, CV. Mandiri Indotama menunjukan sikap tanggungjawab atas kesalahan pembongkaran bangunan eks Puskesmas di Dusun Bunut Utara.
Ungkapan ‘Gedung itu tak berguna’ yang diutarakan oleh Ketua Komisi IV Lampung Selatan, Ahmad Muslim juga dinilai tak pantas. Mestinya, sebagai wakil rakayat Muslim harus mendorong CV. Mandiri Indotama memperbaiki gedung yang telah dibongkar, apalagi gedung tersebut sebagai sarana kesehatan masyarakat.
Kepala Desa Bandar Agung Samsul Anwar mengatakan, saat ini tuntutan dari masyarakat juga terus berdatangan. Mereka meminta bangunan yang telah dibongkar oleh rekanan itu segera diperbaiki rekanan.
“Sampai sekarang masyarakat bertanya terus, kenapa gedungnya dibongkar. Yang jadi sasaran kami dari pemerintah desa, sebab mereka mikirnya gedung itu dibongkar mau diperbaiki, tapi kan kenyataannya kan enggak,” ujar Samsul memberikan keterangan saat dihungi Radar Lamsel, Minggu (6/12) kemarin.
Ucapan yang dilontarkan Ketua Komisi IV Lampung Selatan Ahmad Muslim juga ditampik oleh Samsul. Mestinya, sebagai sebagai wakil masyarakat harus bisa mendorong rekan untuk bertanggung jawab untuk memperbaiki gedung yang telah dibongkar itu.
“Gedung itu masih dipakai untuk kegiatan posyandu balita dan lansia. Harusnya sebagai dewan, ia bisa mendorong kontraktor memperbaiki kembali bangunan puskesmas, bukan mengatakan gedung tak beguna. Sedengkan pak Muslim sediri yang berjanji akan mengubah gedung tersebut menjadi sarana olahraga,” ujarnya.
Lantaran atap bangunan eks Puskesmas telah dibongkar, saat kegiatan posyandu dialihkan ke rumah masyarakat. Samsul juga mendesak CV. Indotama bertanggung jawab untuk memasang atap bangunan itu kembali.
“Sekarang posyandu dilaksanakan dirumah warga, diteras rumah warga. Kasih kalau hujan kegiatan pasti bubar. Kami juga meninta atapnya itu dipasang lagi,” ujarnya.
Salah satu tenaga medis Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi juga mengamini bahwa banggunan tersebut masih digunakan masyarakata untuk kegiatan posyandu.
“Di Eks. Puskesmas itu ada tiga bangunan, dua digunakan untuk pustu dan ditinggali warga yang jaga. Dan bangunan yang dibongkar itu untuk kegiatan posyandu, walaupun kegiatan tak setiap hari,” ungkap dokter yang tak mau menyebutkan namanya itu.
Irawan (40) salah satu warga setempat juga menyangkan pembongkaran atap bangunan eks Puskesmas itu. Lantaran kesalahan pihak rekanan itu warga jadi kesulitan tiap menggelar kegiatan posyandu selama bebera bulan belakangan.
“Sayang mas, kalau dibongkar. Harapan kami gedung yang masih digunakan masyarakat ini dipasang lagi atapnya,” harapnya.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Lamsel Sulastiono bereaksi mendengar adanya rekanan salah bongkar. Sulas begitu ia biasa disapa, bakal segera turun bersama personel Komisi III DPRD Lamsel.
“ Kok bisa salah bongkar?, artinya tidak ada komunikasi dan koordinasi kalau begitu. Harus tanggungjawab dibangun kembali, kasian masyarakat yang mau psoyandu dan sebagainya, apalagi gedung itu masih berguna bagi mereka,” ujar Sulas.
Politisi PDI Perjuangan asal Candipuro itu bersikap tegas tanpa peduli siapa pemilik CV tersebut. Ia menilai ketika kontraktor tidak memiliki rasa tanggungjawab terhadap kemaslahatan rakyat maka itu mesti ditindak tegas.
“ Nanti akan saya komunikasikan dengan anggota. Harusnya kalau mau rehab kan bisa koordinasi dulu, survey dulu ke lapangan jangan sampai salah bongkar lalu ketika sudah tahu salah, tetapi lepas tangan, kasian rakyat,” tegasnya.
Sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Rawat Inap Kecamatan Sragi Sucipto menjelaskan, sebelum pelaksanaan pihaknya bersama dinas kesehatan dan rekanan juga telah melakukan survey di bangunan Pustu.
“Kita sudah survey sebelumnya bersama rekanan. Enggak tahu kenapa pembongkaran masih dilakukan di bangunan eks Puskesmas. Saya baru tahu setelah ada laporan dari pegawai puskesmas,” ucapnya.
Sucipto juga sangat menyangkan, ia juga sempat meminta pertanggungjawaban dari rekanan. Namun lagi-lagi yang pasang badan Ahmad Muslim.
“Saya juga ditelpon pak Muslim, saya minta atapnya dipasang lagi. Tapi katanya biayanya besar. Selain gedung itu juga akan diupayakanmendapat rehab pada tahun 2021 mendatang,” pungkasnya.
Radar Lamsel mengonfirmasi Ketua Komisi IV Ahmad Muslim. legislator Golkar Lamsel itu berkilah bahwa gedung yang dibongkar CV. Mandiri Indotama adalah gedung yang tak berguna lagi, dan diyakini tak salah bongkar.
“Ya, itu kan, apanamanya kan memang, gedung itu nggak beguna, nggak salah bongkar kan itu. Tapi gua kurang tahu jelas, kok saya?” jawab Muslim ketika ditanyai kaitan dirinya dengan Pemilik CV. Mandiri Indotama.
Muslim mengaku dirinya datang kesana usai menerima keluhan waktu itu. Meski Wartawan Radar Lamsel memulai obrolan dengan kata konfirmasi namun Muslim mempertanyakan apakah wartawan media ini konfirmasi atau bertanya?
“ Kan ada keluhan waktu itu. Tapi nggak tahu ya, ini konfirmasi apa nanya ini? Nah, kalau konfirmasi gua nggak terlalu paham, yang jelas kemarin itu kan ada ini, apanamanya; kepala desa nelpon. Saya lihat langsung kesana,” singkatnya.(vid)
Tags :
Kategori :