KALIANDA – Kegiatan sosialisasi pilkada Lampung Selatan yang digelar KPU Lampung Selatan perlu dipertanyakan. Pasalnya, angka partisipasi pemilih pilkada tahun 2020 amblas hingga 62,95 persen jika merujuk data Desk Pilkada Lamsel. Kondisi ini kian menasbihkan bahwa pembiayaan Pilkada yang meludeskan uang negara mencapai Rp 40,3 Miliar tak dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan partisipasi pemilih sebagai implementasi dari kedewasaan dan pendidikan berpolitik masyarakat demokratis. Berdasarkan data Desk Pilkada Lamsel yang dihimpun Kesbangpolinmas Lamsel, dari jumlah pemilih sebanyak 704.367 mata pilih, hanya sebanyak 443.428 suara atau sebesar 62,95 persen yang menggunakan hak pilihnya. Dari jumlah itu sebanyak 7.097 suara dinyatakan tidak sah. Artinya ada sekitar 260.939 pemilih yang masuk dalam kategori golongan putih (golput) pada Pilkada 2020 ini. Kondisi ini sangat memprihatinkan. Sebab, masyarakat golput lebih unggul ketimbang para pemilih yang memilih pasangan nomor urut 1 Nanang Ermanto-Pandu Kesuma Dewangsa sebanyak 157.630 suara atau 36,13 persen, nomor urut 02 TEC-Antoni Imam 144.386 suara atau 33,09 persen, dan paslon nomor urut 03 Hipni-Melin memperoleh 134.315 suara atau 30,78 persen. Berkaca pada bank data Radar Lamsel, pemilih yang menggunakan hak pilihnya pada pilpres 2019 lalu mencapai 589.895 dari jumlah DPT sebanyak 722.348 pemilih dengan anggaran penyelenggaraan sebesar Rp 33 Miliar. Pantauan Radar Lamsel, karut marut kartu undangan menjadi salah satu pemicu tingginya angka golput pada Pilkada tahun 2020 ini. Selain itu, sejumlah persoalan lain juga membumbui rendahnya angka partisipasi tersebut. Salah satu contonya adalah adanya anggota KPPS yang tidak terdaftar di TPS tempat dia bertugas. Alhasil, lantaran tidak ingin meninggalkan tugas sebagai penyelenggara ditingkat bawah, ia terpaksa tidak memilih. “Ya, mau bagaimana lagi. Masak iya meninggalkan tugas. Saya terdaftar di TPS yang bukan tempat saya bertugas,” kata salah seorang anggota KPPS yang mewanti agar namanya tidak ditulis dalam koran. Sementara itu, Komisioner KPU Lampung Selatan Mislamudin saat dimintai tanggapannya mengenai partisipasi yang rendah pada Pilkada Lamsel menjawab diplomatis. Menurutnya, angka partisipasi pemilih belum dihitung karena KPU belum melakukan perekapan. Namun jika ada yang sudah memiliki data seperti Desk Pilkada Lamsel, ia mengungkapkan bahwa KPU telah berupaya maksimal meningkatkan partisipasi pemilih Pilkada yang digelar ditengah-tengah pandemi covid-19 kali ini. “Kami sudah berupaya maksimal. Pantauan kami ada juga kecamatan yang angkanya mencapai 74 persen meski ada juga yang 60 persen,” kata Mislamudin tadi malam. Menurutnya, KPU akan terlebih dahulu melakukan perekapan hasil Pilkada. Baru setelahnya melakukan evaluasi-evalusasi atas penyelenggaraan Pilkada 2020 tahun ini. Beberapa PPK sempat dimintai tanggapan soal amblesnya partisipasi pemilih di Pilkada tahun ini. Ketua PPK Natar Susanto misalnya. Ia mengaku telah berupaya untuk mengajak warga mendatangi TPS untuk menggunakan hak pilih. \"Partisipasinya rendah karena pandemi ini, kita sudah berupaya keras,\" tegasnya. Secara keseluruhan pelaksanaan Pilkada di Kecamatan Natar berlangsung tanpa hambatan, bahkan semua kotak suara dari PPS telag diantar sebelum Pukul 18.00 WIB. \"Semua sudah mengantarkan kotak suara, tinggal kita plenokan,\" tuturnya.(red)
Anggaran Rp 40, 3 Miliar Ludes, Partisipasi Pemilih Ambles
Kamis 10-12-2020,09:38 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :