NATAR - Proyek pembangunan jembatan Way Tuba di Desa Way Sari, Kecamatan Natar, runtuh sebelum rampung. Kontraktor proyek besar ditengah pandemi itu diyakini tak fasih membaca kondisi alam sekitarnya. Hingga perancahnya ambruk dihantam banjir. Anggota Komisi III DPRD Lampung Selatan Lukman mengatakan bahwa dirinya sudah mewanti agar proses pengerjaan dilokasi itu mesti menyesuaikan dengan kondisi alam sekitar. Tujuannya untuk terhindar dari hal buruk seperti hantaman banjir. “ Sudah pernah saya katakan bahwa pembangunannya harus juga melihat kondisi alam disekitar, karena dilokasi itu kerap datang banjir dan sampah dengan volume yang tidak sedikit. Ini bukti perencanaanya tak matang, sedangkan nilai proyeknya lebih dari lima ratusan juta rupiah,” kata Lukman usai meninjau lokasi proyek, Senin (21/12) pagi kemarin. Ekspektasi masyarakat disana untuk dapat menikmati hasil pembangunan terancam tertunda. Belum lagi ancaman pinalty jika proyek itu tak rampung sebelum deadline tiba. “ Karenanya saya langsung koordinasi dengan jajaran Komisi III agar rekanan yang bertanggungjawab segera bertindak cepat. Sayangnya tidak ada plang proyek, sehingga baik nilai proyek dan penanggungjawabnya belum terlacak. Besok (hari ini) rencananya Komisi III turun,” ujar legislator PKS itu. Runtuhnya perancah pada proyek jembatan tersebut benar-benar menyulut emosi jajaran Komisi III DPRD Lamsel. Jenggis Khan Haikal dari Fraksi Demokrat misalnya, Anggota Komisi III ini tak segan bicara ke ranah hukum jika rekanan tak segera bertindak. “ Jangan sampai dengan adanya peristiwa tersebut masuk ke ranah hukum. Karenanya kami akan turun ke lokasi untuk cari tahu penyebab runtuhnya proyek tersebut,” ucap Jenggis. Sebelum dibangun, sejumlah lagislator asal Natar telah mengingatkan, agar mendahulukan pembangunan sebelum penghujung tahun, agar tak terburu-buru dalam pengerjaannya. Mengingat di penghujung tahun merupakan musim hujan. “ Seharusnya pengerjaannya didahulukan sebelum masuk akhir tahun, sebelum musim hujan dan segela kesepakatan sudah diketuk, entah mengapa bisa lalai begini,” ujar Lagislator Gerindra, Waris Basuki. Informasi yang dihimpun Radar Lamsel nilai proyek pengerjaan jembatan tersebut di atas Rp 5 ratus juta, sejumlah sumber bahkan menyebut nilai fantastis di kisaran Rp 9 ratus jutaan. Anggota Komisi III lainnya Mohamad Akyas meminta Dinas PUPR untuk lebih meningkatkan pengawasan dan perencanaan hingga pelaksanaan pembangunan, untuk menghindari kerugian rakyat. “ Jangan sampai APBD yang digelontorkan terbuang percuma dengan hasil yang tak maksimal, asal-asalan dan tak sesuai konstruksi. Apalagi tak ada plang informasi, sengaja? Atau memang lupa?,” ketusnya. Sementara Kepala UPT PKB Kecamatan Natar, Desfiansyah membenarkan bahwa pembangunan jembatan Way Tuba Desa way Sari ambrol dihantam banjir. “Iya, ambruk. Itu masih tanggungjawab rekanan,” singkatnya. (ver)
Proyek Ratusan Juta Runtuh sebelum Rampung
Selasa 22-12-2020,09:20 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :