Hanya Dicover DD 6 Bulan Sekali
Selasa 05-01-2021,09:15 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi
Ibu Balita Sokong Makanan Tambahan Posyandu
WAY PANJI – Kader Posyandu Dusun Banyumas, Desa Sidoharjo, Kecamatan Waypanji Kusrini (45) berharap, program pemberian makanan tambahan bagi anak dan balita dapat berlanjut setiap bulan di Pos Pelayanan Kesehatan Terpadu (Posyandu).
Harapan tersebut disampaikan oleh Kusrini kepada Radar Lamsel, Senin (4/1), saat dirinya melakukan pendampingan pelayanan kesehatan balita di Posyandu Mawar, Dusun Banyumas, Desa Sidoharjo bersama Bidan desa setempat.
Mengingat lanjut Kusrini, program intervensi bagi balita melalui program pemberian makanan tambahan di Posyandu, besar manfaatnya untuk meningkatkan status gizi anak, melalui pemenuhan kebutuhan zat gizi anak.
“ Agar tercapainya satatus gizi dan kondisi gizi yang baik terhadap anak dan balita sesuai umurnya. Dengan begitu, melalui program ini, kami percaya dapat mencegah sejak dini timbulnya anak gagal tumbuh. Karena kekurangan asupan gizi yang seimbang,” imbuhnya.
Kader Posyandu Mawar Dusun Banyumas Desa Sidoharjo itu menerangkan, sebelum pandemi covid-19, pelayanan kesehatan di Posyandu yakni, pemberian makan tambahan rutin secara berkelanjutan setiap bulannya.
Namun, semenjak masa pandemi ini, 88 balita di Posyandu Mawar Dusun Banyumas, Desa Sidoharjo, mendapat pelayanan kesehatan pemberian makanan tambahan terhadap balita sangat terbatas.
“ Dimana pihak Puskesmas hanya mampu memberikan makan tambahan setiap enam bulan sekali saja. Terakhir pemberian makanan tambahan baru sekali disalurkan pada bulan Desember tahun 2020 lalu oleh Puskesmas,” terangnya.
Bidan Desa Sidoharjo Lina mengamini hal tersebut. Ia menjelaskan, cakupan sasaran di Desa Sidoharjo begitu luas. Dengan jumlah sasaran balita mencapai 1500. Sementara, kemampuan desa sangat terbatas dalam pengangaran.
“ Karena sasaran balita begitu banyak, pihak Desa Sidoharjo hanya mampu menganggarkan enam bulan sekali, dalam pemberian makanan tambahan terhadap balita didesa. Karena terbentur anggaran,” jelasnya.
Sementara jadwal pemberian makan tambahan di Puskesmas sangat bergantung dari bantuan Pemerintah Provinsi. Waktu penyalurannya pun tidak menentu.
“ Biasanya pemberian makan tambahan dari Puskemas juga ada, bulan kemarin sudah disalurkan. Tapi jumlahnya hanya mencukupi kebutuhan satu bulan saja. Dalam satu tahun jadwalnya tidak menentu kadang ada kadang tidak. Karena itu jadwalnya dari Provinsi langsung,” kata Lina.
Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya bersama para kader Posyandu dan masyarakat, memutuskan untuk mengumpulkan dana kas secara sukarela. Dimana, peruntukanya, guna membiayai pembelian makanan tambahan untuk diberikan kepada balita di Posyandu setempat.
“ Sementara, untuk mengatasi kebutuhanan pemenuhan gizi melalui pemberian makan tambahan, ibu balita dengan sukarela menyisihkan uang pribadinya sebesar Rp 2 ribu, kemudian dikelola oleh kader Posyandu. Dimana peruntuknya untuk dibelikan buku dan jika ada dana lebih akan dipergunakan untuk membeli makan tambahan bagi pemenuhan gizi balita mereka,” pungkasnya.(sho)
Tags :
Kategori :