Warga Ancam Blokir JTTS KM-10

Kamis 21-01-2021,09:51 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Rumah Kebanjiran, PT.PP Bergeming

  PENENGAHAN - Malang nasib Hamzah. Rumah warga Dusun PKS, Desa Penengahan, Kecamatan Penengahan ini masih diterjang banjir. Pelbagai macam cara sudah dilakukan Pemerintah Desa Penengahan demi menghindarkan rumah Hamzah dari banjir. Tapi hasilnya tidak signifikan. Setiap turun hujan deras, Hamzah selalu merasa waswas. Bukannya berkah, malah yang diterima merupakan musibah. Pada November 2020 lalu, pemerintah desa setempat sudah mengirimkan surat kepada PT. PP. Surat nomor: 140/416/VII.06.16.2020 melaporkan terdampak tol. Pemdes Penengahan melaporkan bahwa telah terjadi bencana banjir yang disebabkan oleh adanya bangunan box culvert/under pass, dan saluran drainase yang tidak cukup untuk menampung debit air di KM 10 Bk. Tepatnya di dusun tersebut pada pukul 21.30 WIB, 23 November 2020. Luapan debit air itu mengakibatkan beberapa rumah terendam air dan lumpur. Keadaan seperti ini berulang terjadi setiap hujan turun selama dua tahun terakhir. Sehubungan dengan perihal di atas, Pemdes Penengahan mengharapkan PT. PP, selaku kontraktor dan pengelolaan jalan tol, untuk dapat memberikan solusi permasalahan kepada warga. Demikian bunyi surat yang ditembuskan kepada Ketua DPRD Lampung Selatan, Pjs. Bupati Lampung Selatan, dan PT. Hutama Karya belum lama ini. Kepala Desa Penengahan, Shofiuddin, mengatakan pihaknya sudah melakukan pelbagai upaya agar persoalan ini bisa selesai. Tapi belum ada jawaban pasti dari PT. PP. “Kami sudah bersurat, tapi sampai sekarang belum ada langkah konkret yang dilakukan,” katanya kepada Radar Lamsel, Rabu (20/1/2021). Sekretaris Desa Penengahan, Firdaus, mengatakan bahwa PT. PP sebetulnya pernah mengunjungi lokasi banjir di Dusun PKS pada November 2020 lalu. Tapi tujuan perusahaan itu hanya membersihkan saluran air saja, lalu membuang sampah yang tersangkut di dalam drainase. “Katanya mau dibuat penangkis air, tapi sampai sekarang belum ada realisasi juga,” katanya. Membuat penangkis air sebetulnya tidak akan mengubah apapun. Menurut Firdaus, langkah itu malah berpotensi menambah luapan air yang lebih besar. Sebab, penangkis hanya berperan menghadang aliran air supaya tidak menabrak bagian depan rumah Hamzah. “Tapi, nanti air yang dari (tol) Hatta bisa bertabrakan dengan yang di sini. Kalau kondisinya begitu, luapannya malah makin besar,” katanya. Pemerintah Desa Penengahan tidak akan tinggal diam. Firdaus mengatakan pihaknya terus menekan PT. PP supaya mendengarkan solusi yang mereka sampaikan. Dalam waktu dekat, Pemdes Penengahan memiliki rencana dengan mengirimkan surat lagi. “Di sisi lain, sudah ada ancaman. Kalau sampai tidak ada perubahan, warga akan protes dengan memblokir jalan (tol),” katanya. Pemdes Penengahan meminta PT. PP merelokasi rumah Hamzah. Itulah satu-satunya cara yang bisa menyelamatkan Hamzah dari banjir yang terus menghantuinya. Radar Lamsel mengonfirmasi perwakilan kantor PT. PP di Kalianda, Ibnu. Tapi dia tidak membalas pesan WhatsApp meski sempat online. (rnd)
Tags :
Kategori :

Terkait