Cerita Mariyem, Wonder Woman asal Sidomulyo

Kamis 16-06-2016,16:15 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

Berprofesi sebagai tukang parkir sangat jarang dilakoni kaum perempuan. Tetapi Mariyem melakoninya selama 10 tahun lebih. Saking lamanya dia banyak dikenal masyarakat khususnya para pedagang pasar Sidomulyo. Laporan Veridial Ariyatama, SIDOMULYO SUARA peluit terdengar kencang ditengah hingar bingarnya kendaraan yang berlalu-lalang di Pasar Sidomulyo, Rabu (15/6) kemarin. Sesosok perempuan berseragam kuning nampak sibuk mengatur kendaraan roda dua yang akan memarkir dipusat perdagangan Kecamatan Sidomulyo itu. Aksinya yang esentrik mengundang Radar Lamsel untuk tahu ceritanya. Ya, Mariyem (40) namanya. Petugas parkir pasar yang sudah 10 tahun bekerja. Meski ditengah sengatan matahari yang membakar kulit dia nampak semangat. Pekerjaan yang dilakoninya memang cukup menantang bagi kaum perempuan. Tetapi apa boleh buat himpitan ekonomi menjadi alasannya untuk bekerja. “Kalau ada yang lebih baik, ya ndak mau lah mas. Tapi sayangnya sudah 10 tahun tidak ada pekerjaan yang lebih baik dari ini (petugas parkir) datang kepada saya,” ungkap Mariyam sambil tertawa kepada Radar Lamsel. Karena profesinya tak jarang ada orang yang mencibir Mariyem. Namun dia tak pernah mengambil hati cibiran itu. Baginya selama pekerjaan yang dijalankannya tidak membuat rugi orang dan halal tidak perlu merasa malu. “Ngapain dengar cibiran orang. Yang penting halal, dan bisa menghidupi anak-anak saya,” ujar dia. Diseputaran pasar Sidomulyo, Mariyem cukup dikenal orang sebagai wanita yang gigih dan murah hati. Ketenarannya sebagai juru parkir tak dipungkiri karena lamanya dia bekerja. “Iya, sudah 10 tahun. Jadi kenal semua,” ungkap dia. Mariyem menceritakan awal mula bekerja sebagai juru parkir ini sejak ia mengandung Marlos Saputra (9) anak keduanya. Karena pada saat itu ekonomi keluarganya sedang sulit, ditambah pekerjaan suami yang belum jelas statusnya karena freelance. Himpitan ekonomi yang sedang sulit membuat wanita ini harus membantu mendongkrak ekonomi keluarganya. Karena menurutnya dalam rumah tangga harus saling membantu jika keadaan ekonomi sedang susah. “Saya tidak menyalahkan waktu, namun ini menjadi tantangan bagi keluarga kecil kami,” ujar ibu dua orang anak ini. Dia juga tak pernah mengeluh mengenai pendapatannya sebagai juru parkir. Meski tidak menentu berapapun jumlah uang yang didapat tetap disyukuri. “Perharinya tidak menentu, kadang Rp 60.000,- kadang kalau lagi rejeki bisa Rp 100.000,- per hari,” ungkapnya. Lebih lanjut Mariyem mengatakan, uang dari hasilnya bekerja dikatakan sudah bisa membantu biaya sekolah anaknya Riki Marlos (19) hingga lulus SMA. “Meski tidak mencukupi, namun sudah bisa membantu biaya sekolah anak saya hingga lulus SMA,” katanya lagi. Saat ditanya keluh kesah selama menjadi juru parkir dipasar Sidomulyo, perempuan yang boleh dibilang wonder women ini mengatakan sering kali para penitip motor tidak membayar. Namun ia tidak mempermasalahkan hal itu karena menurutnya rejeki tidak akan lari jika memang sudah waktunya datang. Tetapi jika nasib sedang baik tidak jarang yang memberi uang lebih kepada dirinya. “Berapapun yang diberikan saya terima, yang penting ikhlas dan menjadi berkah buat saya dan keluarga,” ungkapnya. Mariyem mengatakan untuk era modern saat ini memang wanita yang berprofesi sebagai juru parkir sangat sulit ditemui. Karena kebanyakan wanita enggan melakoni profesi yang bersahabat dengan terik matahari dan debu jalanan ini. Meski profesi nya identik dengan dunia pasar yang keras, namun jika sudah tiba dirumah, jiwa sebagai ibu rumah tangga tidak pernah luntur darinya. “Sepulang kerumah saya tetap mengurus anak dan memasak, karena tanggung jawab saya sebagai seorang ibu,” katanya lagi Mariyem mengatakan, tidak perlu malu melakoni pekerjaan apapun selama itu halal mudah-mudahan diberikan limpahan rejeki dari yang maha kuasa. “Apapun profesinya yang penting bekerja dengan hati dan semangat untuk menghidupi keluarga,” pungkasnya.(*)

Tags :
Kategori :

Terkait