Sempat Bikin Resah Wali Murid, SDN 1 Sidorejo Pastikan KIP Dibagikan

Rabu 22-06-2016,11:42 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

SIDOMULYO – Miss komunikasi mengenai pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) terjadi di SDN 1 Sidorejo, Kecamatan Sidomulyo kemarin. Puluhan wali murid sempat resah mendapat informasi bahwa KIP di sekolah itu tidak dibagikan seluruhnya. Padahal pihak sekolah membagikan secara bertahap KIP yang diterima 200 murid disekolah itu. Kepala Sekolah SDN 1 Sidorejo Neta Surayni, S.Pd menyampaikan hal itu kepada Radar Lamsel saat dimintai keterangannya mengenai keresahan wali murid. Kepada Radar Lamsel, Neta memastikan akan mendistribusikan seluruh KIP kepada murid yang berhak menerimanya. Hanya saja karena jumlah penerima yang cukup banyak, ia terpaksa membagi menjadwal pembagian KIP per hari 50 orang. “Kami bagikan secara bertahap agar tidak ricuh,” ungkap Neti. Dia juga menegaskan dalam pencairan bantuan tersebut tidak ada pemotongan apapun yang dilakukan oleh pihak sekolah. “Tidak ada. Kami serahkan semuanya kepada murid,” ungkap dia. Menurut dia pembagian yang dijadwal setiap hari 50 orang itu dilakukan karena proses pencairan membutuhkan waktu. Upaya ini dilakukan untuk menghindari kesalahan pengisian data. Karena jika 200 penerima dalam sehari langsung dibagikan dikhawatirkan ada kesalahan pada prosedur administrasi. “Begitu kira-kira sistemnya, pihak sekolah hanya menjaga dari kesalahan tersebut. Pencairan membutuhkan proses waktu. Jadi supaya tertib saja,” paparnya. Dia mengakui pencairan dana bantuan dari Kementrian Sosial itu dicairkan melalui bank. Namun jika mengikuti prosedur bank dikhawatirkan dana tersebut baru akan cair tiga bulan mendatang. “Jika melalui bank prosesnya bisa hingga tiga bulan,” ujarnya. Sementara itu Kepala UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Sidomulyo, Nurhasanah, M.Pd mengatakan bantuan tersebut sudah diberikan kepada seluruh penerima berdasarkan data yang tercantum. “Memang di SDN 1 Sidorejo penerima bantuan sekitar 200 orang, itu merupakan hasil pendataan,” ujarnya. Nurhasanah membenarkan jika pembagian itu dilakukan secara bertahap, karena dikhawatirkan terjadi kesalahan pada proses administrasinya. Jumlah bantuan tersebut senilai Rp 450.000 per orang. “Pihak kami khawatir terjadi kesalahan, untuk itu diberlakukan secara tertib. Karena jika langsung selesai dalam sehari terlau beresiko terlebih ini bulan puasa, para guru juga perlu istirahat,” pungkasnya. (ver)

Tags :
Kategori :

Terkait