KWT Organik Dilatih Kelembagan Ekonomi Petani

Rabu 05-05-2021,08:32 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

CANDIPURO - Kelompok Wanita Tani (KWT) Organik Kecamatan Candipuro, mengikuti pembekalan administrasi, di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Model, Kecamatan Candipuro, Selasa (4/5), oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Lampung. Ketua KWT Organik Srikandi Desa Sidoasri Siti Maysaroh mengatakan, alasan dirinya ikut terlibat sebagai peserta di pelatihan penumbuhan kelembagaan ekonomi petani bukan Pegawai Negeri Sipil (PNS), oleh BPP Lampung, diantaranya ia menyebut, untuk mengetahui lebih jauh bukan hanya metode budidaya pertanian saja. Melainkan kata dia, tentang tata kelola administrasi dan bagaimana mendorong pemasaran hasil produksi, agar dapat bekembang. Mengingat lanjutnya, KWT organik di Desa Sidoasri  baru tahap pemula. Disamping itu, desa Sidoasri merupakan desa lokus stunting. Dimana, budidaya pertanian organik masih terbatas, baru menyentuh budidaya kelor dan sayur-sayuran saja. \" Bagi kami KWT pemula, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk menambah wawasan tentang  budidaya pertanian. Sementara kami baru berfokus budidaya sayuran organik dan pengembangan produk olahan herbal daun kelor. seperti teh kelor,  serbuk kelor dan beberap jenis penganan olahan kelor. Diketahui kelor banyak manfatnya utamanya bagi kesehatan untuk pemenuhan gizi ibu hamil dan menyusui serta anak. Pangananan olahan ini punya prospek cukup menjanjikan bila di kembangkan,\" ujarnya kepada Radar Lamsel, usai kegiatan. Siti Maysaroh yang merupakan salah seorang Kader Pembangunan Manusia Desa (PMD) Sidoasri itu membeberkan, namun dalam pengembangan produk penganan olahan kelor, KWT Desa Sidoasri masih menemui kendala. Antara lain, masih mimimnya sarana dan prasarana serta minimnya pemasaran produk olahan kelor. \" Pangan olahan berbahan dasar kelor ini memiliki prospek yang bagus. Tapi selama proses pengolahan kami masih terkendala alat serta pemasaran masih sangat minim. Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat menemukan solusinya,\" harapnya. Sementara, Ketua KWT Mawar Bodas Desa Bumijaya Anirah (47) yang mengaku sudah tiga tahun bermitra bersama perusahaan wander farm di Desa Waygelam, mengatakan, kegiatan tersebut sangat membantu dirinya dan anggota dalam membuat pembukuan kelompok secara baik. Dimana ia mengatakan, saat ini anggota KWT Mawar Bodas sudah mampu memproduksi sayuran organik pokcoi, sawi, bayam merah, jahe merah, kangkung dan buah okra.   Rata rata hasil produksi dalam seminggu ketika memasuki masa panen mencapai 15 kilogram sayuran organik. Hasil produksi sayuran organik milik anggotanya kemudian dikumpulan melalui pengurus KWT dan di hargai perkilogramnya Rp 14 ribu. Lalu, pengurus akan mengirim hasil produksi kepada pihak mitra dengan harga 17 ribu perkilogramnya. \" Hasil sayuran organik kami memiliki kualitas baik. Dipasarkan oleh pihak wonder farm ke supermarket dan mini market di wilayah Lampung. Menurut saya, pelatihan ini selain sangat membantu kami di bidang  pengembangan budidaya juga membantu dalam persolan pembukuan kelompok,\" tandasnya. Hadir dalam kegiatan pelatihan penumbuhan kelembagaan ekonomi petani non PNS oleh BPP Lampung, petugas Widia Swara BPP Lampung Bambang Harianto, SP, M. Si dan tim, Kepala UPT DPTHP Kecamatan Sidomulyo Legiem, PPL, perwakilan Poktan dan KWT Kecamatan Candipuro.(sho)    

Tags :
Kategori :

Terkait