GEDONGTATAAN - Pemerintah Kabupaten Pesawaran masih menimbang, apakah akan menutup destinasi wisata atau membuka dengan memperketat protokol kesehatan (prokes).
\"Kita juga masih terus berkoordinasi dengan kabupaten lain, karena kalau kabupaten lain ada penyempitan, pasti akses atau potensi ledakan itu ke arah kita dan itu kita khawatirkan. Dan untuk mengantisipasi itu, kita kaji dahulu apakah memperpanjang penutupan atau memperketat prokesnya,\" ungkap Kepala Dinas Pariwisata Pesawaran, Elsyafri Fahrizal, Selasa (18/5).
Menurut mantan Kepala Dinas PUPR ini, pilihan itu sama sama sulit, karena satu sisi pemerintah bertugas memperkenalkan destinasi wisata dan juga memikirkan pergerakan ekonomi masyarakat. Namun disisi lain harus memprioritaskan kesehatan masyarakat pesawaran.
\"Tapi kalau kita tidak menutupnya dikhawatirkan akan timbul potensi lonjakan covid,\" ucapnya.
Pihaknya juga harus belajar dari beberapa kasus di Gangga (India) dan pangandaran karena sangat mengkhawatirkan. Dimana, saat ini pihaknya tengah membuat surat kajian, apakan akan diputuskan memperpanjang penutupan atau dengan prokes. Dikarenakan, di lapangan ada beberapa kasus, namun hal tersebut bukan dari pihak destinasi dan juga bukan dari pihak masyarakat Pesawaran.
\"Kita akan bermain ditengah, mana yang kompromis, kita tetap gerakan ekonomi namun tetap menjaga protokol kesehatan karena itu di atas segalanya. Karena sudah diberitahu ada penutupan, namun masyarakat luar Pesawaran masih datang ke lokasi wisata, yang ujungnya menciptakan kerumunan di pinggir pantai yang tidak dikelola,\" ujarnya.
Namun demikian, jika sudah dititik masif seperti itu, tim satgas harus memberi tindakan tindakan yang terukur di lapangan, tetapi jangan sampai terjadi kesalah pahaman antara satgas dan masyarakat.
\"Intinya semua kepentingan kita jaga, baik dari sisi ekonomi maupun kesehatan, karena Pringsewu sudah memperpanjang masa penutupan destinasi dan Tanggamus malah sudah menutup sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan,\" imbuhnya.
Disinggung mengenai destinasi wisata yang ada di desa desa, Dinas Pariwisata mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan mengenai ramainya kunjungam wisata di lokasi desa.
\"Jadi karena keterbatasan personil, di luar wilayah pesisir kita koorsinasi dengan camat dan Pol PP.Sementara, untuk tim satgas yang isinya berbagai unsur, hanya titik fokusnya di dinas pariwisata. Sedang kan untuk menentukan ditutup atau tidaknya lokasi wisata itu merupakan wewenang tim. Sedangkan kita hanya melaporkan pelanggaran yang ada di destinasi wisata,\" tandasnya. (esn)