Bibit padi hibrida ternyata mulai diminati sejumlah petani. Meskipun harga bibit cenderung mahal, panen per hektarnya ternyata dua kali lipat dibandingkan dengan bibit padi biasa. Hal ini disampaikan Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setprov Lampung, Kusnardi pada Senin (27/9) di Kantornya. \"Bibit padi hybrida, sudah banyak dipakai. Dan potensi nya memang tinggi, bagus juga di tanam di lahan kering, di ladang ya nggak kalah seperti di sawah,\" beber Kusnardi. Dia mengatakan petani saat ini memang didorong untuk menggunakan bibit padi hibrida. Meski belum merata, namun seluruh kabupaten sudah ada petani yang produksi padi dengan bibit hibrida. Bahkan bisa digunakan tak hanya dilahan basah, namun juga kering. \"Daerah yang menanam hampir semua daerah di Lampung, Lampung Timur salah satu daerah yang sudah menanam di lahan kering ya. Kalau di lahan sawah seluruh kabupaten sudah ada,\" tambahnya. Untuk Perbandingan hasil panen jenis hibrida moderat saja, Kusnardi menyebut bisa menghasilkan 12 sampai 14 ton beras per hektar. Jika dibandingkan bibit biasa hanya 6 ton per hektar. \"Memang harga benihnya memang lebih mahal sampai 6x lipat. Tapi panennya maksimal,\" lanjutnya. Untuk harga benih padi biasa Rp15 ribu sampai Rp20 ribu per kilogram. Untuk hybrida Rp80 ribu hingga Rp100 ribu per kilogram nya. Namun perawatan sama saja, pupuknya harus full, panennya juga sama dengan padi pada umumnya. \"Benih hybrida rencananya akan kami masukkan dalam KPB, ya bisa mempermudah petani kan. Kita masukkan juga dalam perbenihan, kita akan buat lebih murah tapi bukan subsidi. Kita hanya potong margin pasar jadi langsung toko distribusi ke petani. Harapannya ada peningkatan produksi beras,\" lanjutnya. Sementara capaian produksi padi periode bulan Januari hingga Agustus 2020 di provinsi Lampung sebanyak 1.655.131 ton. Pada 2021 diprediksi akan ada peningkatan produksi sebesar 31.711 ton dengan jumlah produksi padi di prediksi pada tahun ini sebesar 1.686.842 ton. (rnn)
Mahal Tapi Bisa Panen Dua Kali Lipat
Selasa 28-09-2021,08:50 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :