Tim mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (ITERA) menggagas teknologi pengolah limbah detergen atau detergent reactor sebagai pencegahan pencemaran lingkungan. Gagasan yang dirancang oleh Radisya Ikhsan (Teknik Lingkungan), Sephia Amanda Muhtar (Teknik Lingkungan), Natasya Salsabiila (Teknik Elektro), Elma Dyanatasha (Teknik Informatika), dan Muhammad Faturrachman S. (Teknik Informatika) ini berhasil membawa mereka meraih medali emas dalam festival penemuan dan inovasi internasional yang diumumkan, 31 Januari 2022. Kompetisi internasional tersebut diselenggarakan oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA) melalui Khayyam International Invention & Innovation Festival (KIIIF) 2022. Kompetisi ini diikuti peserta mahasiswa dan peneliti umum dari berbagai negara seperti Malaysia, Thailand, Turkey, China, Filipina, Polandia, Kazakestan, USA, Canada, Turkey, Qatar, Croatia, dan Vietnam. Dengan dibimbing oleh dosen Teknik Lingkungan, Andika Munandar, S.Si., M.Eng., tim mahasiswa menuangkan gagasan tersebut dalam karya bertajuk Detergent Reactor Integrated with Artificial Intelligence (AI) as Detergent Waste Treatment to Create Eco Laundry. Ketua tim Radisya Ikhsan menyebut penemuan dan inovasi yang digagas timnya muncul dari keresahan terhadap limbah detergen yang dihasilkan oleh industri laundry. \"Sejauh ini belum ada pengolahan yang signifikan terkait limbah detergen, sehingga ia bersama tim berinisiatif menciptakan teknologi yang mampu melakukan pengolahan limbah detergen agar bersifat ramah lingkungan,\" katanya. Radisya turut memaparkan bahwa detergent reactor yang telah didesain tersebut memiliki beberapa keunggulan diantaranya bersifat ekonomis karena menggunakan metode fotokatalitik TiO2-Bentonit, serta bersifat efisien karena terintegrasi dengan sistem kecerdasan buatan (AI). \"Adapun teknologi detergent reactor berbentuk kubus dengan dimensi 1 m x 0,8 m x 1,15 m, serta bekerja dengan cara mereaksikan limbah detergen yang dialirkan dari mesin cuci dengan bahan kimia TiO2-Bentonit. Kemudian keluaran dari detergent reactor adalah senyawa karbon dioksida dan air dengan pH 9, dan nilai total dissolved solid (TDS), biochemixal oxygen demand (BOD), dan chemical oxygen demand (COD) yang relatif kecil, serta kandungan surfaktan yang relatif kecil, sehingga aman bagi lingkungan,\" paparnya, (2/2). Sementara itu, sistem kecerdasan buatan (AI) berperan dalam pembukaan katup pipa masukan dan keluaran, pembukaan katup penampungan TiO2-Bentonit, serta proses pengolahan. Lalu detergent reactor dilengkapi dengan layar status untuk melakukan fungsi pengawasan komponen internal. “Saya berharap detergent reactor ini digunakan oleh para pelaku industri laundry agar limbah detergen dapat diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Hal ini juga merupakan salah satu upaya kita untuk menjaga kelestarian lingkungan,”ujar Radisya. Sementara dosen pembimbing mahasiswa, Andika Munandar, S.Si., M.Eng., mengapresiasi gagasan yang dibuat oleh para mahasiswa, Andika menilai melalui kompetisi tersebut, mahasiswa dapat berlomba membuat inovasi serta berkarya untuk kemajuan teknologi Indonesia dan dunia. “Semoga alat rancangan kami menjadi satu referensi terbaru bagi Indonesia dan dunia terkait upaya pengolahan limbah detergen,”ujar Andika. Lebih lanjut, Andika berharap semoga prestasi yang dicapai tim mahasiswa ITERA dapat menjadi penyemangat dan motivasi rekan-rekan mahasiswa lain untuk dapat menghasilkan karya yang bermanfaat. (rls)
Itera Raih Emas Lomba Inovasi
Jumat 04-02-2022,08:29 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :