Minyak Goreng Satu Harga Tidak Ditemukan

Rabu 09-02-2022,08:58 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

NATAR – Minyak goreng kemasan yang ditetapkan satu harga Rp 14 ribu per liter bak barang ghoib. Sehari sejak penetapan satu harga oleh pemerintah pusat, konsumen sudah tidak lagi menjumpai minyak murah di toko retail. Ironisnya, pasar tradisional yang digadang-gadang bakal menerapkan satu harga justru tidak terjadi. Bahkan minyak goreng bermerek sunco dijual di pasar tradisional tembus Rp 43 ribu per 2 liternya. “ Minyak goreng Rp 14 ribu tidak ada barangnya. Minyak sunco per 2 liter kami jual Rp 43 ribu,” kata penjual di pasar Inpres Kalianda, belum lama ini. Padahal Pemerintah melalui Kementrian Perdagangan (Kemendag) telah menetapkan Harga Ecerean Tertinggi (HET) minyak goreng Rp 14.000 per liter, bahkan terakhir Kemendag juga mengumumkan harga minyak hanya sekitar Rp 11.500. Tetapi edaran ataupun keputusan Kemendag itu berbanding terbalik dengan fakta di masyarakat, harga minyak goreng masih banyak yang diatas HET. Salah seorang pedagang di Pasar Tradisional Natar bernama Indri (35) mengatakan HET yang ditetapkan pemerintah itu belum bisa diterapkan, sebab pihaknya juga mengeluarkan modal untuk membeli minyak goreng lebih dari itu. \"Ya kalau modalnya saja udah diatas Rp 15 ribu, bagaimana kami mau jual Rp 14 ribu pak,\" ungkapnya kepada Radar Lamsel, Selasa (8/2). Ia menambahkan, selain harga yang tidak jelas ketersediaan juga sulit sehingga konsumen tidak memiliki pilihan. \"Minyak kan kebutuhan pokok, jadi konsumen mau tidak mau harus beli,\" tuturnya. Sementara itu pantauan Radar Lamsel dibeberapa toko ritel dan swalayan di Kecamatan Natar ketersediaan minyak goreng minim bahkan berkali-kali kosong. Menanggapi itu, Kepala UPT Dinas Perdagangan Kecamatan Natar Rohaida mengaku belum memgecek toko-toko ritel dan swalayan tersebut. \"Kalau di pasar Natar insya allah barang ada, dan harga-harga juga sudah kami minta untuk disesuaikan,\" ucapnya. Ia menambahkan, selain minyak goreng komoditi lainnya tidak mengalami kenaikan ataupun kelangkaan. \"Semua normal, ayam juga sudah stabil, hanya telor yang turun drastis,\" pungkasnya. (kms)

Tags :
Kategori :

Terkait

Terpopuler