TANJUNGBINTANG – Kelompok Ternak Ayam Petelur (Ketat) Sejahtera Mandiri bersama peternak kecil menggelar unjuk rasa disejumlah perusahaan pakan ternak yang ada di Tanjungbintang, Selasa (8/3). Unjuk rasa itu meminta pihak perusahaan untuk tidak menaikkan harga pakan begitu saja. Sebab, dalam satu tahun terakhir keuntungan peternak dari hasil penjualan telur tidak sesuai dengan modal yang harus dikeluarkan untuk pembelian pakan. Pantauan Radar Lamsel, para peternak ayam petelur tradisional itu melangsungkan aksinya di empat perusahaan pakan ternak, diantaranya PT Japfa Comfeed Indonesia, PT Cheil Jedang (CJ) Feed Lampung, PT New Hope Indonesia serta PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN). Kasmani (40), peternak ayam petelur tradisional asal Kecamatan Natar mengeluhkan harga pakan ternak yang terus melambung. Sehingga perusahaan pakan ternak terkesan ingin mencekik dan membuat bangkrut para peternak kecil. \"Harga pakan sekarang sudah Rp 6.900 per kilogram, setahun yang lalu harganya masih Rp 5.500 dan sekarang sudah naik hampir Rp. 1.500. Permintaan kami stabilkan harga pakan, sekarang harga jagung juga kan agak turun,\" Ucapnya kepada Radar Lamsel di PT New Hope Indonesia. Selain itu kata Kasmani, para peternak ayam petelur tradisional ini juga meminta kepada perusahaan pakan ternak untuk tidak berbudidaya ayam ras petelur sendiri, sebab itu dapat mengancam usaha mereka. \"Mereka (perusahaan pakan ternak) boleh saja memelihara ayam untuk dipelihara, tapi tidak boleh berbudidaya ayam sendiri atau berbudidaya ayam petelur sendiri, karena apabila mereka berbudidaya jelas akan menghabisi dan mematikan usaha kami,\" Keluhnya. Tak hanya sebatas di perusahaan pakan ternak saja, mereka juga rencananya akan meneruskan aksinya di ke Kantor Gubernur dan Dinas Perdagangan Provinsi Lampung hari ini. \"Tuntutan kami, tolong mereka sebagai yang punya kebijakan untuk tidak memberikan izin kepada pabrikan untuk budidaya ayam ras petelur di Lampung khususnya. Kemudian bagi peternak yang besar sekali jangan diberi izin lagi, cukup. Selanjutnya kami minta kepada Dinas Perdagangan untuk tidak menjadikan harga telur sebagai promosi di supermarket, karena itu akan menghancurkan harga ditingkat peternak,\" Ketusnya. Ketua Ketat Sejahtera Mandiri, Subiyanto mengatakan, demonstrasi tersebut dipicu harga pakan yang saat ini tinggi membuat para peternak kesulitan membeli pakan ternak. \"Tahun 2020 kemarin harga pakan ternak sebesar Rp280 ribu per 50 kg. Tapi sekarang bisa mencapai Rp370 ribu per 50 kg. Ini yang membuat kami meminta produsen untuk menurunkan harga pakan ternak,\" ungkap Subiyanto. Dia menjelaskan, ada 10 tuntutan yang disampaikan dalam UNRAS tersebut. Diantaranya turunkan harga pakan pabrikan, karena pakan semakin tinggi melambung sehingga tidak sesuai dengan biaya produksi. Kedua, Hentikan Integrator untuk terlibat dalam budidaya ayam layer, sebagaimana aturan tentang pengaturan budidaya ayam layer Integrator hanya 2 persen dan masyarakat 98 persen. \"Tapi dalam kenyataannya terbalik. Integrator yang tinggi dan masyarakat yang rendah,\" ujarnya. Ketiga, mereka menolak perizinan kandang - kandang intgerator di wilayah Lampung yang merugikan peternak rakyat. Keempat, Layer besar saat ini juga dikuasai oleh Charoen Pokhpand, Japfa Comfeed dan Melindo Kelima, meminta kepada para Integrator untuk Priotitaskan peternak kecil. Keenam, Pemerintah harus dapat menstabikan harga telur yang seimbang dengan biaya pakan sehingga peternak kecil dapat berkontribusi. Ketujuh, meminta kepastian hukum melampui Kepres, Pergub tentang hak budidaya layer untuk peternak mandiri. Kedelapan, meminta pemerintah memberikan solusi dan bantuan kepada para peternak layer yang dibawah dari kapasitas 5000 ke bawah bukan ke atas. Kesembilan, meminta agar pemerintah memberikan bantuan UMKM kepada peternak rakyat mandiri yang saat ini dalam kondisi tidak baik atau terpuruk. Terakhir, Supermarket dan Indogrosir tidak membuat promosi harga telur (bahan promosi). \"Hasilnya mereka (perusahaan pakan ternak) bersedia dilibatkan dan mendukung beraudiensi dengan Gubernur Lampung dalam penyelesaian masalah ini,\" katanya. Subiyanto berharap, dalam audiensi yang akan berlangsung 10 Maret 2022 bersama Gubernur Lampung dan para perusahaan, dapat menghasilkan keputusan yang membuat peternak sejahtera. \"Harapan kami harganya itu di angka Rp6300 per kg atau Rp315 ribu persak atau 50 kg,\" pungkasnya. Menanggapi unjuk rasa tersebut, Manager Produksi PT CJ Feed Lampung, Hari Suryadi mengatakan, dalam satu tahun terakhir harga pakan mengalami kenaikan hampir 20 persen, kenaikan harga pakan itu akibat harga bahan baku jagung yang naik sekitar 25 persen. \"Harga jagung, dari tahun 2020 itu dibawah Rp. 4.000 dan tahun 2021 rata-rata Rp. 5.000 keatas, bahkan pernah tembus sampai harga Rp. 6.000,\" Pungkasnya. Oleh sebab itu, ia memberikan saran kepada para peternak ayam petelur tradisional di Lampung untuk membentuk sebuah kelompok atau koperasi agar dapat melakukan pembelian pakan langsung ke pabrik, supaya peternak mendapatkan harga pakan dengan lebih murah. \"Karena mereka peternak mandiri, peternak kecil jadi minta direct, langsung pembelian ke pabrik. Nah, ini coba kita akomodir tapi tidak satu satu peternak, tapi diusulkan untuk membuat suatu wadah, apabila sudah berkumpul dan ada penanggung jawabnya, bisa berkomunikasi direct dengan kita, melakukan pembelian secara direct dan membuka DO dengan kita,\" Jelasnya. Semantara itu, Marketing PT New Hope Indonesia, Hans Purba mengatakan bahwa seluruh peternak adalah mitra. Menurutnya, PT New Hope Indonesia merupakan perusahaan khusus produksi pakan ternak. \"Tanpa peternak kecil, tanpa peternak kami bukanlah apa-apa, jadi yang mereka rasakan jelas ikut kami rasakan, oleh karenanya apa yang bisa kami bantu pasti akan kita usahakan bantu,\" Imbuhnya. (rif)
Harga Pakan Naik, Peternak Ayam di Lampung Protes ke Pabrik
Rabu 09-03-2022,05:35 WIB
Editor : Redaksi
Kategori :